marquee

Selamat Datang di Blog Kami

welcome

Berbagi itu Indah dan Senyum itu Sedekah

Sabtu, 09 Januari 2010

Keilmiahan Al-Qur'an


b. part 2 (teori penciptaan alam) big bang

1. penciptaan alam (big bang)

30. dan tidakkah orang-orang kafir itu memikirkan dan mempercayai Bahawa Sesungguhnya langit dan bumi itu pada asal mulanya bercantum (sebagai benda Yang satu), lalu Kami pisahkan antara keduanya? dan Kami jadikan dari air, tiap-tiap benda Yang hidup? maka mengapa mereka tidak mahu beriman? (anbiya ‘ : 30)

. Prolog sejarah:

Pemahaman manusia tentang penciptaan alam sudah dimulai pada tahun hijrah, sebelum seratus ribuan tahun. Dimana mitos telah menguasai imaginasi manusia dan diikuti oleh perkembangan akal manusia di kalangan orang-orang mesir kuno dan babilionia yang mana menurut mereka adanya ikatan jelas antara kekelan alam dan berfariasinya tuhan-tuhan menguasai alam tersebut. Para filosof yunani dan roma telah membuat teori-teori untuk penomena-penomena alam, sementara itu ilmu astrologi telah berkembang pada peradaban India dan cina.

Cirri umum yang telah membentuk konsep-konsep kosmos menurut peradaban kuno adalah relevansi kosmos tuhan dan keyakinan mereka yang kuat terhadap eksitensi perbedaan pokok antara bumi dan langit,sehingga tidak dibolehkan membuat teori-teori tentang kosmos dan bagaimana penciptaannya. Akan tetapi setelah perkembangan yang berarti yang telah disaksikan oleh manusia pada awal abad 20 di lingkup kosmologi atas dasar spekulasi bersamaan dengan teori relativitas umum yang telah menetapkan kerangka matematis akurat untuk sebuah penelitian kosmos, begitu juga atas dasar observasi penyingkapan-penyingkapan yang luar biasa terhadap rahasia-rahasia angkasa adalah suatu keharusan membuat sebuah teori umum yang menggabungkan data-data atau informasi-informasi tersebut sebagai prolog konsep penyatu terhadap tujuan penafsiran penomena-penomeda kosmos yang lebih berarti. Di antaranya adalah penciptaan kosmos.

Pada 1927 M seorang pendeta George Le Maitre menawarkan sebuah konsep baru tentang penciptaan kosmos dan perkembangannya. Disetujui oleh George Gamov, fisikawan Amerika yang berasal dari rusia yang

Telah mengembangkan teori Le Maitre.

Kebenaran-kebenaran ilmiah:

Pada 1927 ilmuan belgia George Le Maitre memaparkan teori ledakan besar yang mengatakan bahwasanya kosmos ini pada awal penciptaannya sebuah kumpalan gas besar, tebal bersinar dan panas. Kemudian karena pengaruh tekanan yang luar biasa berasal dari panasnya kumpalan tersebut terjadilah ledakan besar yang memecahkan kumpalan gas itu sehingga bagian-bagian kecilnya terpencar kemana-mana maka terbentuklah planet, bintang dan galaksi-galaksi dengan berlalunya waktu

Pada 1964 dua orang ilmuan Penziaz dan Wilson telah menemukan gelombang radio yang bermunculan dari berbagai penjuru kosmos gelombang tersebut memiliki kelebihan-kelebihan fisika dimanapun disalin, yang dikenal dengan cahaya yang membatu yaitu suatu cahaya berasal dari periode-periode lalu dan sisa-sisa ledakan besar yang menghasilkan berikutnya penciptaan kosmos

Pada 1989 Nasa telah mengirimkan satelitnya Cobe Explorer dan untuk membuktikan serta menguatkan teori ledakan besar dan temuan Penziaz dan Wilson

Pada 1986 stasiun angkasa unisofiet telah mengirimkan data-data yang menguatkan teori ledakan besar tersebut.

.

Tafsir ilmiah :

Permasalahan penciptaan kosmos yang telah dibicarakan para filosof dan ilmuan sehingga memunculkan berbagai teori dan temuan-temuan serta dari uraian diatas yang telah kita telusuri dapat kita simpulkan bahwa

Apa yang telah ditemukan oleh ilmuan diatas, sebenarnya kitab orang muslin jauh sebelumnya telah menjelaskan penciptaan alam atau kosmos ini. Dalam surah al anbiya ayat 30 dijelaskan bahwasanya bumi dan langit beserta isinya berupa planet, bintang dan galaksi serta yang sedang kita tempati sekarang adalah pada asalnya satu kumpalan gas yang lengket dan bersatu kemudian Allah pisahkan dan ledakan sehingga terbentuklah galaksi,planet dan bintang dan inilah yang telah disingkapkan oleh ilmuan-ilmuan astronomi pada akhir abad 20.

Bukankah kecocokan temuan ilmu astronomi dan kebenaran al qur’an menakjubkan akal, mengundang penelitian tentang siapa pencipta kosmos ini? Kebenaran dari Tuhannu maka janganlah menjadi orang-orang yang ragu.

.

Sisi i’jaznya qur’an :

Pernyataan al qur’an bahwa awal penciptaan kosmos berasal dari bekas ledakan besar yang pada awalnya sekumpalan gaz yang lenket dan bersatu. Dan pernyataan ini dikuatkan oleh penelitan-penelitian para ahli falak dan gambaran-gambaran satelit buatan pada akhir abad 20.
READ MORE -

Sabtu, 02 Januari 2010

keilmiahan al Qur'an (kajian tafsir) part 1

Keilmiahan al-Qur’an

(kajian tafsir)

A. Astronomi

1. Tekanan Udara

`

125. maka sesiapa Yang Allah kehendaki untuk memberi hidayah petunjuk kepadanya nescaya ia melapangkan dadanya (membuka hatinya) untuk menerima Islam; dan sesiapa Yang Allah kehendaki untuk menyesatkannya, nescaya ia menjadikan dadanya sesak sempit sesempit-sempitnya, seolah-olah ia sedang mendaki naik ke langit (dengan susah payahnya). Demikianlah Allah menimpakan azab kepada orang-orang Yang tidak beriman.

Tafsir bahasa :

kata حرج di dalam ayat di atas menurut ibnul atsir [1] artinya sempit (الضيق) seperti وحِرجَ صدرُه يحرج حرجا artinya dadanya menjadi sempit untuk menerima kebaikan

Hakikat ilmiahnya :

Manakala terangkat manusia ke langit, tekanan udara menjadi rendah dan kuantitas oksigen akan sedikit sehingga dada menjadi sempit dan susah bernafas.

Tafsir ilmiah:

Dari ayat muhkamat di atas mengisyaratkan secara jelas dua kenyataan yang telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan manusia:

Pertama: perubahan yang luar biasa pada tekanan udara ketika naik dengan cepat ke langit menyebabkan dada manusia menjadi sesak dan sempit

Kedua : ketika manusia terangkat ke langit, tekanan udara menjadi rendah dan jumlah oksigen akan berkurang sehingga dada menjadi sesak dan susah bernafas.

Pada 1648 M seorang ilmuan terkenal, Blaise Pascal [2] telah membuktikan bahwa tekanan udara akan menjadi sedikit ketika kita terangkat dari permukaan laut [3].

Dalam Ensiklopedi Internasional [4] menjelaskan bahwasanya kumpalan udara yang besar tidaklah didistribusikan secara merata dan lurus, sekitar 50 % kumpalan udara terhimpun di permukaan bumi dan naik 20 ribu kaki ke permukaan laut, 90 % dari permukaan bumi dan naik 50 ribu kaki dari permukaan bumi. Akibatnya kepadatan udara berkurang dengan cepat ketika kita naik atau terangkat secara vertikel sehingga jika kita terangkat pada level yang tinggi kepadatan udara akan sampai ke level yang sangat rendah. Juga dijelaskan semua makhluk membutuhkan oksigen kecuali makhluk-makhluk yang bersel satu. Sebagai ilustrasi, kebiasaan manusia menghiruf oksigen agar tetap hidup dan menjaga dari tekanan udara pada level tertentu. Keberadaan manusia kurang dari 10 ribu kaki di atas permukaan laut tidak terlalu serius menyebabkan manusia kesulitan bernafas, dan jika berada di atas 10 ribu atau sampai 25 ribu kaki kemungkinan bisa bernafas tetapi sistem pernafasan manusia (respiratory system) akan sulit beradaptasi karena terlalu sempit. Dan jika berada di tingkat paling tinggi manusia sama sekali tidak akan bisa bernafas bahkan bisa menyebabkan kematian karena sedikit oksigen yang diperoleh.

Dalam Ensiklopedi Amerika [5] dikatakan jika sebuah pesawat berada di level yang sangat tinggi harus menjaga tekanan udara internal pesawat agar para penumpang terlindungi, karena tekanan udara pada ketinggian tersebut lebih rendah daripada yang diharapkan, serta menjamin oksigen yang memadai agar penumpang tetap selamat. Sebagaimana perubahan tekanan udara yang dihasilkan dari perubahan ketinggian mengakibatkan gangguan terhadap tubuh yang sensitif. Keadaan ini disebabkan tingginya netrogen dalam darah ketika tekanan udara menjadi rendah dengan cepat.

Pada masa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya tidak memiliki pengetahuan tentang perubahan tekanan dan rendahnya tekanan udara ketika manusia terangkat, sehingga mengakibatkan kesulitan bernafas dan pernafasan menjadi sempit dibuatnya, bahkan mengakibatkan pecahnya pembuluh nadi pada saat terangkat pada level yang paling tinggi. Surah al an’am ayat 125 di atas mengisyaratkan dengan jelas dada manusia akan menjadi sesak dan sempit ketika dia naik ke langit. Semakin tinggi dia naik semakin sesak dadanya dan bahkan semakin susah bernafas.

Diantara dialektika ayat di atas yang luar biasa adalah kata يَصَّعَّدُasal kata dari َيتَصَعّدُ ditukar huruf ta menjadi shad kemudian dipadukan atau diidghamkan pada huruf shad maka menjadi يَصَّعَّد yang berarti naik sedikit demi sedikit.

Ayat tersebut tidak hanya membicarakan tentang kesulitan bernafas ketika naik ke langit semata, tetapi juga meningkatnya kesusahan bernafas jika berada pada level yang sangat tinggi bahkan bisa menyebabkan kematian.

Sisi dialetika keilmiahan ayat:

Arti dari kata يَصَّعَّد yang menunjukkan semakin terangkat atau naik manusia ke langit semakin sempit ruang bernafas bagi tubuhnya dan semakin susah bernafas lebih leluasa dan inilah yang telah dikupas dan ditemukan oleh kajian-kajian astronomi pada masa sekarang.



[1] Al munjid fil lughah , Yusuf Badawi

[2] Lahir di prancis 1623-1662 M, ilmuan matematika,fisika,filsafat agama, dan master prosanya Prancis

[3] Ilmu sain modern, ahmad syaukani, jakarta

[4] Dapat ditemukan di perpustakaan Yafas, universitas Amerika di berut libanon

[5] Universitas amerika, yafas berut:lebanon

READ MORE - keilmiahan al Qur'an (kajian tafsir) part 1