Akhir ini kemenag disorot lagi dengan kasus korupsi pengandaan Alquran. Sehingga banyak yang terlibat dalam kasus ini. sementara Ramadhan sebentar lagi, selama bulan suci kita dianjurkan untuk
memperbanyak membaca Al-Quran. Pertanyaanya apakah Al-Qur'an yang kita
baca masih akan menjadi berkah ketika dia merupakan hasil dari perbuatan
korupsi?Pertanyaan ini sedikit ngawur yah? Tapi jujur sempat terlintas
di kepala saya.
Sampai akhirnya teman, seorang alumni pondok pesantren memberikan jawaban seperti ini:
Persoalan Alquran sebagai bacaan suci dengan korupsi sebagai perbuatan hina itu dua hal yang berbeda. kita tak mungkin menolak naik kendaraan umum, menolak menggunakan baju, makan di restoran hanya karena itu semua dibuat oleh seorang kapitalis atau diciptakan dalam sistem yang kapitalistik
Nah, disinilah titik soalnya sebenaranya bahwa Al-Qur'an adalah 'kitab suci umat islam' dan hasil prodak korupsi sebenarnya adalah dua hal yang sangat berbeda. kesucian Al-Quran dan latar belakang proses kejahatan dibaliknya tidak bisa disatukan.
Zulkarnaen Djabar |
Ketika terjadi Kasus korupsi anggaran pengadaan Alquran yang melibatkan
kader Partai Golkar, Zulkarnaen Djabar tidaklah lebih buruk dari prilaku
korup lainya yang dilakukan oleh kader partai-partai lainya. Sama
korup, sama-sama bejat!
Jadi persoalanya adalah pada sistim politik dan para aktor politik didalamnya. Ini juga menunjukan antara mereka yang menjadikan Partai Islam dan Al-quran serta Tuhan sebagai jualan dan mereka yang berasaskan beragam ideologi baik pancasila, nasionalistik atau apapun namanya 'potensi korupsi juga tetap sama'. Selama model rekrutmen politik kita masih seperti ini, hukum kita banci dan kepemimpinan nasional kita baik dari partai islam dan non islam masih mengunakan syahwat uang sebagai tujuan jangan berharap Al-Quran akan menjadi berkah dan Tuhan membuat 'politisi' takut melakukan korupsi!
Tweet
Jadi persoalanya adalah pada sistim politik dan para aktor politik didalamnya. Ini juga menunjukan antara mereka yang menjadikan Partai Islam dan Al-quran serta Tuhan sebagai jualan dan mereka yang berasaskan beragam ideologi baik pancasila, nasionalistik atau apapun namanya 'potensi korupsi juga tetap sama'. Selama model rekrutmen politik kita masih seperti ini, hukum kita banci dan kepemimpinan nasional kita baik dari partai islam dan non islam masih mengunakan syahwat uang sebagai tujuan jangan berharap Al-Quran akan menjadi berkah dan Tuhan membuat 'politisi' takut melakukan korupsi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar