Dalam konsep Islam mencintai tanah air adalah ghazirah (instinct), fitrah manusia. Ghazirah ini ada yang dipuji (mahmudah) dan dicela (mazmumah). Jika mencitai tanah air karena dorongan mencitai Allah SWT dan rasulullah maka ini instink yang terpuji. Tapi sebaliknya jika untuk berbangga sehingga menyepelekan dan bahkan tidak membantu negara lain hal ini sangat tercela. Islam telah melarang menjadikan cinta tanah air sebagai idol (sembahan,pujaan) dan Allah SWT menyuruh kita untuk saling bersatu dalam ikatan ukhuwah bukan baldah (negeri). Alquran mengajarkan orang yang beriman untuk memperhatikan negeri lain yang ada kaum musliminnya di sana. Rasulullah SAW bersabda :
إنك لأحب البلاد إلي، ولولا أن أهلك أخرجوني منك ما خرجت
“sesungguhnya engkaulah negeri(Makkah) yang paling kucintai. Jika penduduknya tidak mengusirku maka aku tidak akan keluar dari sana”
Sebagian orang salah dalam menafsirkan hadist ini sehingga mereka berlebihan mencintai, membela dan bahkan hanya mementingkan negeri atau negaranya saja. Padahal rasulullah mencintai Makkah bukan karena tempat lahir dan keturunannya di sana akan tetapi karena ada ka’bah (baitullah) yang telah dibangun oleh Ibrahim AS dan putranya Ismail AS. Kecintaan Nabi Muhammad SAW terhadap ka’bah tumbuh karena Allah SWT mencintai ka’bah tersebut. Setiap tanah di penjuru dunia ini yang dicintai Allah SWT maka wajib bagi kaum muslimin untuk mencintainya juga. Rasa cinta yang ada tentu menumbuhkan pembelaan dan pertahanan dari musuh-musuh yang ingin merampasnya. Apa yang sedang terjadi di Mesir, Palestina, dan Syiria, Irak, Pakistan, dan lainnya notabene kaum muslimin sedang ditindas di negeri mereka hendak menyadarkan kaum muslimin di manapun berada khususnya di Indonesia yang merayakan kemerdekaannya untuk tidak melupakan saudara-saudara seiman di sana yang sedang berjuang mempertahankan negerinya yang juga merupakan negeri kaum muslimin Indonesia. Jangan sampai terlalu berbahagia apalagi sampai menghabiskan dana besar untuk merayakan hari kemerdekaan sementara kaum muslimin di Mesir, Palestina, dan Syiria membutuhkan asupan dan harapan untuk hidup tenang. Semoga kita bisa mengisi kemerdekaan ini dengan kepekaan dan kepedulian terhadap seseama khususnya saudara-saudara yang seakidah. Wallhu ‘alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar