marquee

Selamat Datang di Blog Kami

welcome

Berbagi itu Indah dan Senyum itu Sedekah

Kamis, 18 Desember 2014

Kebatilan Doa Lintas Agama



Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Di antara keyakinan dasar dalam Islam yang harus dipegang setiap muslim, tidak ada agama yang benar di muka bumi ini selain Islam. Tidak ada lagi agama yang sah dijadikan ibadah kepada Allah selain agama Islam. Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah, Tuhan semesta alam. Dia tidak akan menerima bentuk ibadah dengan selain Islam.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85).
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85) Dan Islam setelah diutusnya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah apa yang beliau bawa.
. . . tidak ada agama yang benar di muka bumi ini selain Islam. Tidak ada lagi agama yang sah dijadikan ibadah kepada Allah selain agama Islam. . .
Di antara keyakinan mendasar dalam Islam lainnya adalah setiap yang tidak beragama islam sebagai orang kafir. Baik dia dari kalangan Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha, dan selainnya. Setiap orang kafir yang sudah sampai hujjah padanya berstatus sebagai musuh Allah, Rasul-Nya, dan kaum muslimin. Kalau dia mati di atasnya pasti jadi penghuni neraka. Maka siapa yang tidak meyakini bahwa pemeluk agama Yahudi, Nasrani Hindu Budha, dan selain Islam sebagai orang kafir, Musuh Allah, dan ahli neraka -jika mati di atasnya- maka ia telah kafir. Inilah sikap tegas yang wajib diyakini setiap muslim. Walaupun tidak menghilangkan bentuk toleransi membiarkan orang kafir beribadah sesuai keyakinannya dan tidak memaksa pemeluk agama lain masuk Islam.
. . . setiap yang tidak beragama islam sebagai orang kafir. . .
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (QS. Al-Taubah: 29)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
"Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk." (QS. al-Bayyinah: 6)
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tak seorangpun dari umat ini yang beragama Yahudi dan tidak pula Nasrani yang pernah mendengar tentangku lalu dia mati dan tidak beriman kepada risalah yang aku bawa, kecuali dia menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim)
Dari keterangan ini, siapa yang tidak mengafirkan Yahudi dan Nasrani maka ia telah kafir, karena ia telah menyalahi keterangan yang sangat jelas dari Al-Qur'an dan sunnah. Dan dalam kaidah syar’iyyah disebutkan,
من لم يُكفِّر الكافر بعد إقامة الحجة عليه فهو كافر
Siapa yang tidak mengafirkan orang kafir setelah tegak hujjah padanya maka ia kafir.
Tuntutan dari mengufuri ajaran selain Islam dan menyatakan kafir pemeluk agama selainnya adalah berlepas diri dari segala bentuk peribadatan mereka dan tidak melibatkan diri padanya. Tidak melakukan sesuatu yang menunjukkan persetujuan terhadap ajaran tersebut dan ritual ibadah di dalamnya, di antaranya tidak ikut dalam perayaan hari besar agama lain, tidak mengucapkan selamat atas hari besar mereka (seperti ucapan selamat Natal), tidak mengadakan doa bareng bersama pemeluk agama lain, dan semisalnya.
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا
Sungguh telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya. Yaitu ketika mereka berkata kepada kaumnya, sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu ibadahi selain Allah, kami mengingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian buat selama-salamanya…..” (QS. Al-Mumtahanah: 4)
Kebatilan Doa Lintas Agama
Prinsip Islam di atas tentu sangat berbeda dengan gerakan pluralisme yang sedang trend dan menjangkiti sebagian umat Islam. Bukannya mendakwahi pemeluk agama kufur untuk masuk Islam biar selamat di ahirat, malah bersama-sama dengan mereka melaksanakan ibadah bareng dan doa bersama di gereja atau tempat lainnya. Pastinya, orang-orang kafir tersebut semakin terdukung dengan keyakinan agamanya.
Kegiatan doa bersama berkonsekuensi seorang muslim tidak menyatakan salah dan kufur agama selain Islam. Sehingga perbedaan islam dan kekufuran, hak dan batil, ma’ruf dan munkar menjadi pudar. Wala’ dan bara’ sudah tidak ada. Akibatnya, kegiatan dakwah kepada Islam dan jihad untuk meninggikan kalimat Allah harus ditinggalkan. Wal ‘iyadhu billah.
Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan kepada Nabi-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam agar mengajak pemeluk agama lain, khususnya ahli kita, kepada Islam. Yaitu hanya menuhankan Allah semata denga ibadah.
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلاَّ نَعْبُدَ إلاَّ اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ فَإن تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".” (QS. Ali Imran: 64)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah menunaikan perintah ini dengan beliau mendakwahi sanak keluarganya terdekat dan manusia secara umum. Bahkan, dalam keterangan dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, bahwa beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah menulis surat kepada penguasa Romawi dan Persia, kepada raja Najasyi dan segenap pungasa lalim lainnya. Isi surat beliau berisi dakwah agar menyembah kepada Allah semata dan mengakui beliau sebagai utusan Allah kepada mereka. Salah satu contohnya adalah surat beliau kepada Heraklius, penguasa Romawi:
“Bismillahirrahmanirrahim (Dengan menyebut nama Allah Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang). Surat ini dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul Allah, kepada Heraklius, penguasa Romawi. Salam kesejahteraan tercurah pada orang yang mengikuti jalan yang lurus. Adapaun selanjutnya, aku benar-benar menyeru Anda memeluk Islam. Masuk Islam-lah, pasti Anda selamat. Allah pasti akan menganugerahi Anda pahala dua kali lipat. Namun kalau Anda menolak, maka Anda bertanggung jawab akan dosa orang-orang Arison. Dan :
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلاَّ نَعْبُدَ إلاَّ اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ فَإن تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".” (QS. Ali Imran: 64)
Jalan ini pula yang telah ditempuh para sahabat dan tabi’in. mereka menaklukkan hati musuh sebelum menjebol benteng mereka sehingga memasukkan mereka ke dalam Islam dengan berbondong-bondong. Kemudian para ulama salaf sesudah mereka mengikuti langkah-langkah mereka ini. Mereka hanya mengenal dakwah kepada Allah dengan hujjah dan argumentasi yang jelas. Jika musuh menolak, maka pedang dan kekuatanlah yang bertindak, “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.” (QS. Al-Anfal: 39). Mereka tidak mengenal metode baru dalam ber-Islam yang mengakui kebenaran agama lain dan berupaya mengadakan kegiatan keagamaan bersama-sama, seperti doa bersama, saling mengucapkan selamat atas hari besar antar umat beragama, dan saling menghadiri dan memeriahkannya.
. . . Kegiatan doa bersama berkonsekuensi seorang muslim tidak menyatakan salah dan kufur agama selain Islam. Sehingga perbedaan islam dan kekufuran, hak dan batil, ma’ruf dan munkar menjadi pudar. . .
Kafirnya Penyeru Doa Lintas Agama
Sesungguhnya ajakan kepada pengakuan kebenaran semua agama sehingga diwujudkan dalam doa bersama lintas agama adalah kekufuran. Jika itu dilakukan seorang muslim maka hakikatnya ia telah merobohkan bangunan Islam dalam dirinya. Sehingga ia terhitung sebagai orang yang murtad dari agamanya. Karena pondasi dasar Islam telah dia hancurkan. Ia ridha kepada bentuk kekufuran. Ia mengingkari keterangan Al-Qur'an yang menghapus semua bentuk syariat dan membatilakn semua agama kecuali Islam. Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar: