marquee

Selamat Datang di Blog Kami

welcome

Berbagi itu Indah dan Senyum itu Sedekah

Kamis, 18 Desember 2014

Kebatilan Doa Lintas Agama



Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Di antara keyakinan dasar dalam Islam yang harus dipegang setiap muslim, tidak ada agama yang benar di muka bumi ini selain Islam. Tidak ada lagi agama yang sah dijadikan ibadah kepada Allah selain agama Islam. Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah, Tuhan semesta alam. Dia tidak akan menerima bentuk ibadah dengan selain Islam.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85).
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85) Dan Islam setelah diutusnya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah apa yang beliau bawa.
. . . tidak ada agama yang benar di muka bumi ini selain Islam. Tidak ada lagi agama yang sah dijadikan ibadah kepada Allah selain agama Islam. . .
Di antara keyakinan mendasar dalam Islam lainnya adalah setiap yang tidak beragama islam sebagai orang kafir. Baik dia dari kalangan Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha, dan selainnya. Setiap orang kafir yang sudah sampai hujjah padanya berstatus sebagai musuh Allah, Rasul-Nya, dan kaum muslimin. Kalau dia mati di atasnya pasti jadi penghuni neraka. Maka siapa yang tidak meyakini bahwa pemeluk agama Yahudi, Nasrani Hindu Budha, dan selain Islam sebagai orang kafir, Musuh Allah, dan ahli neraka -jika mati di atasnya- maka ia telah kafir. Inilah sikap tegas yang wajib diyakini setiap muslim. Walaupun tidak menghilangkan bentuk toleransi membiarkan orang kafir beribadah sesuai keyakinannya dan tidak memaksa pemeluk agama lain masuk Islam.
. . . setiap yang tidak beragama islam sebagai orang kafir. . .
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (QS. Al-Taubah: 29)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
"Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk." (QS. al-Bayyinah: 6)
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tak seorangpun dari umat ini yang beragama Yahudi dan tidak pula Nasrani yang pernah mendengar tentangku lalu dia mati dan tidak beriman kepada risalah yang aku bawa, kecuali dia menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim)
Dari keterangan ini, siapa yang tidak mengafirkan Yahudi dan Nasrani maka ia telah kafir, karena ia telah menyalahi keterangan yang sangat jelas dari Al-Qur'an dan sunnah. Dan dalam kaidah syar’iyyah disebutkan,
من لم يُكفِّر الكافر بعد إقامة الحجة عليه فهو كافر
Siapa yang tidak mengafirkan orang kafir setelah tegak hujjah padanya maka ia kafir.
Tuntutan dari mengufuri ajaran selain Islam dan menyatakan kafir pemeluk agama selainnya adalah berlepas diri dari segala bentuk peribadatan mereka dan tidak melibatkan diri padanya. Tidak melakukan sesuatu yang menunjukkan persetujuan terhadap ajaran tersebut dan ritual ibadah di dalamnya, di antaranya tidak ikut dalam perayaan hari besar agama lain, tidak mengucapkan selamat atas hari besar mereka (seperti ucapan selamat Natal), tidak mengadakan doa bareng bersama pemeluk agama lain, dan semisalnya.
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا
Sungguh telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya. Yaitu ketika mereka berkata kepada kaumnya, sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu ibadahi selain Allah, kami mengingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian buat selama-salamanya…..” (QS. Al-Mumtahanah: 4)
Kebatilan Doa Lintas Agama
Prinsip Islam di atas tentu sangat berbeda dengan gerakan pluralisme yang sedang trend dan menjangkiti sebagian umat Islam. Bukannya mendakwahi pemeluk agama kufur untuk masuk Islam biar selamat di ahirat, malah bersama-sama dengan mereka melaksanakan ibadah bareng dan doa bersama di gereja atau tempat lainnya. Pastinya, orang-orang kafir tersebut semakin terdukung dengan keyakinan agamanya.
Kegiatan doa bersama berkonsekuensi seorang muslim tidak menyatakan salah dan kufur agama selain Islam. Sehingga perbedaan islam dan kekufuran, hak dan batil, ma’ruf dan munkar menjadi pudar. Wala’ dan bara’ sudah tidak ada. Akibatnya, kegiatan dakwah kepada Islam dan jihad untuk meninggikan kalimat Allah harus ditinggalkan. Wal ‘iyadhu billah.
Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan kepada Nabi-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam agar mengajak pemeluk agama lain, khususnya ahli kita, kepada Islam. Yaitu hanya menuhankan Allah semata denga ibadah.
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلاَّ نَعْبُدَ إلاَّ اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ فَإن تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".” (QS. Ali Imran: 64)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah menunaikan perintah ini dengan beliau mendakwahi sanak keluarganya terdekat dan manusia secara umum. Bahkan, dalam keterangan dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, bahwa beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah menulis surat kepada penguasa Romawi dan Persia, kepada raja Najasyi dan segenap pungasa lalim lainnya. Isi surat beliau berisi dakwah agar menyembah kepada Allah semata dan mengakui beliau sebagai utusan Allah kepada mereka. Salah satu contohnya adalah surat beliau kepada Heraklius, penguasa Romawi:
“Bismillahirrahmanirrahim (Dengan menyebut nama Allah Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang). Surat ini dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul Allah, kepada Heraklius, penguasa Romawi. Salam kesejahteraan tercurah pada orang yang mengikuti jalan yang lurus. Adapaun selanjutnya, aku benar-benar menyeru Anda memeluk Islam. Masuk Islam-lah, pasti Anda selamat. Allah pasti akan menganugerahi Anda pahala dua kali lipat. Namun kalau Anda menolak, maka Anda bertanggung jawab akan dosa orang-orang Arison. Dan :
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلاَّ نَعْبُدَ إلاَّ اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ فَإن تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".” (QS. Ali Imran: 64)
Jalan ini pula yang telah ditempuh para sahabat dan tabi’in. mereka menaklukkan hati musuh sebelum menjebol benteng mereka sehingga memasukkan mereka ke dalam Islam dengan berbondong-bondong. Kemudian para ulama salaf sesudah mereka mengikuti langkah-langkah mereka ini. Mereka hanya mengenal dakwah kepada Allah dengan hujjah dan argumentasi yang jelas. Jika musuh menolak, maka pedang dan kekuatanlah yang bertindak, “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.” (QS. Al-Anfal: 39). Mereka tidak mengenal metode baru dalam ber-Islam yang mengakui kebenaran agama lain dan berupaya mengadakan kegiatan keagamaan bersama-sama, seperti doa bersama, saling mengucapkan selamat atas hari besar antar umat beragama, dan saling menghadiri dan memeriahkannya.
. . . Kegiatan doa bersama berkonsekuensi seorang muslim tidak menyatakan salah dan kufur agama selain Islam. Sehingga perbedaan islam dan kekufuran, hak dan batil, ma’ruf dan munkar menjadi pudar. . .
Kafirnya Penyeru Doa Lintas Agama
Sesungguhnya ajakan kepada pengakuan kebenaran semua agama sehingga diwujudkan dalam doa bersama lintas agama adalah kekufuran. Jika itu dilakukan seorang muslim maka hakikatnya ia telah merobohkan bangunan Islam dalam dirinya. Sehingga ia terhitung sebagai orang yang murtad dari agamanya. Karena pondasi dasar Islam telah dia hancurkan. Ia ridha kepada bentuk kekufuran. Ia mengingkari keterangan Al-Qur'an yang menghapus semua bentuk syariat dan membatilakn semua agama kecuali Islam. Wallahu A’lam.
READ MORE - Kebatilan Doa Lintas Agama

Senin, 28 Juli 2014

Euforia Indonesia diatas Duka Gaza

Euforia Indonesia diatas Duka Gaza
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2014/07/17/31668/euforia-indonesia-diatas-duka-gaza/#sthash.TldPolzS.dpuf
Air mataku tak bisa lagi aku bendung ketika melihat rudal-rudal Israel memporak-porandakan pemukiman warga yang tak berdosa. Para wanita pun tunggang-langgang dibuatnya, berhamburan keluar rumah menyelamatkan anak-anak mereka. Deru langkah ketakutan saling berpacu ke segala arah. Tapi apa daya, ratusan roket Benjamin Netanyahu berlari lebih cepat. Membuntuti mereka dari segala penjuru mata angin. Mereka hanya bisa menyerah pada kematian, yang hanya berjarak satu jengkal dari urat nadi mereka. Tangan dan kaki mereka hancur, bola mata mereka keluar, isi perutpun terurai. Mereka diluluh lantahkan oleh peluru. Tubuh mereka menyatu bersama panasnya mesiu. Ratusan roket, yang “mewarnai” awan Palestina, mendarat tepat dipemukiman warga. Sontak nyawa para penghuni Gaza “ditampung” dalam dekapan erat malaikat Izrail.

Jika kita memang seorang muslim, tolong tanya sanubari kita yang paling dalam. Adakah getaran di dalam hati kita ketika melihat saudara kita dibantai secara bengis?. Jika anda bukan muslim, katakanlah anda sebagai seorang manusia biasa yang tanpa agama, bagaimana perasaan anda ketika ribuan orang menjadi tawanan di negeri sendiri? Yang menawan adalah tamu mereka. Karena jika tamu tersebut tidak diberikan tumpangan pada waktu itu, mereka akan mati mengenaskan dan musnah di daratan eropa. Dahulu diberi tumpangan dan pertolongan, kini merampok tanah dan menghabisi nyawa orang-orang yang telah menolong mereka.

    Hatiku merasa tersayat ketika melihat puluhan nyawa warga Palestina ditelan oleh roket zionis, dan sementara dua kubu (Prabowo dan Jokowi) asyik ber-euforia mendeklarasikan kemenangan masing-masing sebagai presiden di pemilu 2014. Demi sebuah kekuasaan RI 1.

Hatiku merasa tersayat ketika melihat puluhan nyawa warga Palestina ditelan oleh roket zionis, dan sementara dua kubu (Prabowo dan Jokowi) asyik ber-euforia mendeklarasikan kemenangan masing-masing sebagai presiden di pemilu 2014. Demi sebuah kekuasaan RI 1.

Jika bapak prabowo ingin menjadi presiden Indonesia, maka tunjukannlah bahwa anda memang seorang pemimpin umat islam di negeri ini. Lakukan sesuatu hal yang konkrit atas nama diri anda sendiri dahulu terhadap Palestina. Anda mantan prajurit terbaik di negeri ini, maka tunjukanlah kembali jiwa itu untuk melenyapkan penjajahan terhadap warga Palestina. Saya yakin anda terbiasa dengan bau mesiu, bau amis darah, peluru, bom, dan alat-alat militer lainnya. Tapi apakah diri anda terbiasa melihat darah umat muslim ini terus mengucur tanpa memberikan perlawanan? Kami ingin melihat jiwa ksatria anda untuk menolong kaum muslimin Palestina. Jika jiwa ksatria tak pernah diasah maka ia akan berubah menjadi jiwa yang tak berdaya. Ketika anda ingin menjadi pemimpin di Indonesia, hal itu bermakna bahwa anda bukan saja membela umat Islam Indonesia tetapi juga umat Islam di seluruh dunia, termasuk Palestina. Karena umat islam yang satu dan lainnya seperti sebuah tubuh. Jika yang satu sakit, maka yang lain pun juga akan merasakan sakit. Jika satu muslim darahnya tertumpah di Palestina, muslim di belahan dunia lainpun juga ikut merasakan tumpahan darahnya.

Begitupun juga untuk tuan Jokowi, stop dan hentikan segala macam pencitraan tuan. Mungkin sudah ratusan blusukan anda lakukan ke berbagai lembah-lembah kumuh. Tapi untuk kali ini, lakukanlah blusukan ke dalam hati kecil anda. Sekumuh apapun tempat yang pernah anda singgahi, ketahuilah wahai tuan Jokowi, hal terkumuh di dunia ini adalah hati kita sendiri. Karena hati itu merekam segala niat dan perilaku kita setiap detiknya. Jika anda berambisi menjadi pemimpin di negeri ini (yang mayoritas muslim), maka tunjukan keberpihakan anda kepada Palestina karena mereka juga muslim. Bukan hanya sekedar konferensi pers, tapi langkah nyata anda sebagai seorang muslim, tuan. Jika hal itu masih sulit untuk anda, lakukanlah langkah konkrit dari anda sebagai seorang manusia. Iya, seorang manusia yang juga merasa kecut ketika mendengar desingan peluru dan dentuman roket jika mendarat di atap rumah anda.

Indonesia perlu memberikan bantuan militer terhadap kaum Palestina. Sudah menjadi barang tentu bahwa amerika dan antek-anteknya mendukung Israel. Amerika tak berdaya ketika perekonomiannya dipegang oleh orang-orang yahudi amerika yang pro-zionis. Mengapa negara-negara barat hanya diam dan mengadakan diplomasi-diplomasi politik munafik dan murahan kepada Israel tanpa memberikan gempuran militer terhadap Israel? Tapi jika negara-negara muslim lain yang tengah dilanda pertikaian saudara, negara-negara barat dengan serta merta mengirimkan pasukannya kepada negara tersebut, yang biasanya hanya memperkeruh suasana disana. Melakukan diplomasi hanyalah memperpanjang waktu untuk melihat semakin banyak warga Palestina yang bergelimpangan menjadi mayat di jalan-jalan. Bersatunya negara-negara muslim untuk memberikan agresi militer kepada Israel merupakan sebuah cara yang pastinya ditakuti oleh kaum zionis. Karena kekuatannya tak mungkin menandingi kekuatan negara-negara muslim jika saja mereka bersatu.

Desingan peluru, dentuman roket, darah yang memuncah dari warga Palestina, hanya menjadi tontonan umat manusia di seluruh dunia. Masihkah kita tak tergerak ketika melihat hal itu melalui layar kaca TV kita dan hanya duduk manis di atas sofa yang empuk ? Bagaimana andaikata kondisi itu menimpa negeri ini dan negara-negara lain hanya menonton kita menjemput maut diujung rudal ?

Jika ratusan mayat Palestina yang bergelimpangan tak mampu lagi mendorong kita untuk memberikan pertolongan, mungkin hati kita telah mati karena sibuk mencari kekuasaan. Atau mungkin kecintaan kita kepada dunia yang membuat kita lupa akan sesama, hingga kita tak mampu lagi menghargai nyawa manusia. Sepertinya, euforia di Indonesia telah mematikan sanubari kita, hingga Gaza tetap terus mengalirkan darah segar warga Palestina yang tak berdosa.

Euforia Indonesia diatas Duka Gaza

Sahabat Voa Islam,
Air mataku tak bisa lagi aku bendung ketika melihat rudal-rudal Israel memporak-porandakan pemukiman warga yang tak berdosa. Para wanita pun tunggang-langgang dibuatnya, berhamburan keluar rumah menyelamatkan anak-anak mereka. Deru langkah ketakutan saling berpacu ke segala arah. Tapi apa daya, ratusan roket Benjamin Netanyahu berlari lebih cepat. Membuntuti mereka dari segala penjuru mata angin. Mereka hanya bisa menyerah pada kematian, yang hanya berjarak satu jengkal dari urat nadi mereka. Tangan dan kaki mereka hancur, bola mata mereka keluar, isi perutpun terurai. Mereka diluluh lantahkan oleh peluru. Tubuh mereka menyatu bersama panasnya mesiu. Ratusan roket, yang “mewarnai” awan Palestina, mendarat tepat dipemukiman warga. Sontak nyawa para penghuni Gaza “ditampung” dalam dekapan erat malaikat Izrail.
Jika kita memang seorang muslim, tolong tanya sanubari kita yang paling dalam. Adakah getaran di dalam hati kita ketika melihat saudara kita dibantai secara bengis?. Jika anda bukan muslim, katakanlah anda sebagai seorang manusia biasa yang tanpa agama, bagaimana perasaan anda ketika ribuan orang menjadi tawanan di negeri sendiri? Yang menawan adalah tamu mereka. Karena jika tamu tersebut tidak diberikan tumpangan pada waktu itu, mereka akan mati mengenaskan dan musnah di daratan eropa. Dahulu diberi tumpangan dan pertolongan, kini merampok tanah dan menghabisi nyawa orang-orang yang telah menolong mereka.
Hatiku merasa tersayat ketika melihat puluhan nyawa warga Palestina ditelan oleh roket zionis, dan sementara dua kubu (Prabowo dan Jokowi) asyik ber-euforia mendeklarasikan kemenangan masing-masing sebagai presiden di pemilu 2014. Demi sebuah kekuasaan RI 1.
Hatiku merasa tersayat ketika melihat puluhan nyawa warga Palestina ditelan oleh roket zionis, dan sementara dua kubu (Prabowo dan Jokowi) asyik ber-euforia mendeklarasikan kemenangan masing-masing sebagai presiden di pemilu 2014. Demi sebuah kekuasaan RI 1.
Jika bapak prabowo ingin menjadi presiden Indonesia, maka tunjukannlah bahwa anda memang seorang pemimpin umat islam di negeri ini. Lakukan sesuatu hal yang konkrit atas nama diri anda sendiri dahulu terhadap Palestina. Anda mantan prajurit terbaik di negeri ini, maka tunjukanlah kembali jiwa itu untuk melenyapkan penjajahan terhadap warga Palestina. Saya yakin anda terbiasa dengan bau mesiu, bau amis darah, peluru, bom, dan alat-alat militer lainnya. Tapi apakah diri anda terbiasa melihat darah umat muslim ini terus mengucur tanpa memberikan perlawanan? Kami ingin melihat jiwa ksatria anda untuk menolong kaum muslimin Palestina. Jika jiwa ksatria tak pernah diasah maka ia akan berubah menjadi jiwa yang tak berdaya. Ketika anda ingin menjadi pemimpin di Indonesia, hal itu bermakna bahwa anda bukan saja membela umat Islam Indonesia tetapi juga umat Islam di seluruh dunia, termasuk Palestina. Karena umat islam yang satu dan lainnya seperti sebuah tubuh. Jika yang satu sakit, maka yang lain pun juga akan merasakan sakit. Jika satu muslim darahnya tertumpah di Palestina, muslim di belahan dunia lainpun juga ikut merasakan tumpahan darahnya.
Begitupun juga untuk tuan Jokowi, stop dan hentikan segala macam pencitraan tuan. Mungkin sudah ratusan blusukan anda lakukan ke berbagai lembah-lembah kumuh. Tapi untuk kali ini, lakukanlah blusukan ke dalam hati kecil anda. Sekumuh apapun tempat yang pernah anda singgahi, ketahuilah wahai tuan Jokowi, hal terkumuh di dunia ini adalah hati kita sendiri. Karena hati itu merekam segala niat dan perilaku kita setiap detiknya. Jika anda berambisi menjadi pemimpin di negeri ini (yang mayoritas muslim), maka tunjukan keberpihakan anda kepada Palestina karena mereka juga muslim. Bukan hanya sekedar konferensi pers, tapi langkah nyata anda sebagai seorang muslim, tuan. Jika hal itu masih sulit untuk anda, lakukanlah langkah konkrit dari anda sebagai seorang manusia. Iya, seorang manusia yang juga merasa kecut ketika mendengar desingan peluru dan dentuman roket jika mendarat di atap rumah anda.
Indonesia perlu memberikan bantuan militer terhadap kaum Palestina. Sudah menjadi barang tentu bahwa amerika dan antek-anteknya mendukung Israel. Amerika tak berdaya ketika perekonomiannya dipegang oleh orang-orang yahudi amerika yang pro-zionis. Mengapa negara-negara barat hanya diam dan mengadakan diplomasi-diplomasi politik munafik dan murahan kepada Israel tanpa memberikan gempuran militer terhadap Israel? Tapi jika negara-negara muslim lain yang tengah dilanda pertikaian saudara, negara-negara barat dengan serta merta mengirimkan pasukannya kepada negara tersebut, yang biasanya hanya memperkeruh suasana disana. Melakukan diplomasi hanyalah memperpanjang waktu untuk melihat semakin banyak warga Palestina yang bergelimpangan menjadi mayat di jalan-jalan. Bersatunya negara-negara muslim untuk memberikan agresi militer kepada Israel merupakan sebuah cara yang pastinya ditakuti oleh kaum zionis. Karena kekuatannya tak mungkin menandingi kekuatan negara-negara muslim jika saja mereka bersatu.
Desingan peluru, dentuman roket, darah yang memuncah dari warga Palestina, hanya menjadi tontonan umat manusia di seluruh dunia. Masihkah kita tak tergerak ketika melihat hal itu melalui layar kaca TV kita dan hanya duduk manis di atas sofa yang empuk ? Bagaimana andaikata kondisi itu menimpa negeri ini dan negara-negara lain hanya menonton kita menjemput maut diujung rudal ?
Jika ratusan mayat Palestina yang bergelimpangan tak mampu lagi mendorong kita untuk memberikan pertolongan, mungkin hati kita telah mati karena sibuk mencari kekuasaan. Atau mungkin kecintaan kita kepada dunia yang membuat kita lupa akan sesama, hingga kita tak mampu lagi menghargai nyawa manusia. Sepertinya, euforia di Indonesia telah mematikan sanubari kita, hingga Gaza tetap terus mengalirkan darah segar warga Palestina yang tak berdosa.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2014/07/17/31668/euforia-indonesia-diatas-duka-gaza/#sthash.TldPolzS.dpuf

Euforia Indonesia diatas Duka Gaza

Sahabat Voa Islam,
Air mataku tak bisa lagi aku bendung ketika melihat rudal-rudal Israel memporak-porandakan pemukiman warga yang tak berdosa. Para wanita pun tunggang-langgang dibuatnya, berhamburan keluar rumah menyelamatkan anak-anak mereka. Deru langkah ketakutan saling berpacu ke segala arah. Tapi apa daya, ratusan roket Benjamin Netanyahu berlari lebih cepat. Membuntuti mereka dari segala penjuru mata angin. Mereka hanya bisa menyerah pada kematian, yang hanya berjarak satu jengkal dari urat nadi mereka. Tangan dan kaki mereka hancur, bola mata mereka keluar, isi perutpun terurai. Mereka diluluh lantahkan oleh peluru. Tubuh mereka menyatu bersama panasnya mesiu. Ratusan roket, yang “mewarnai” awan Palestina, mendarat tepat dipemukiman warga. Sontak nyawa para penghuni Gaza “ditampung” dalam dekapan erat malaikat Izrail.
Jika kita memang seorang muslim, tolong tanya sanubari kita yang paling dalam. Adakah getaran di dalam hati kita ketika melihat saudara kita dibantai secara bengis?. Jika anda bukan muslim, katakanlah anda sebagai seorang manusia biasa yang tanpa agama, bagaimana perasaan anda ketika ribuan orang menjadi tawanan di negeri sendiri? Yang menawan adalah tamu mereka. Karena jika tamu tersebut tidak diberikan tumpangan pada waktu itu, mereka akan mati mengenaskan dan musnah di daratan eropa. Dahulu diberi tumpangan dan pertolongan, kini merampok tanah dan menghabisi nyawa orang-orang yang telah menolong mereka.
Hatiku merasa tersayat ketika melihat puluhan nyawa warga Palestina ditelan oleh roket zionis, dan sementara dua kubu (Prabowo dan Jokowi) asyik ber-euforia mendeklarasikan kemenangan masing-masing sebagai presiden di pemilu 2014. Demi sebuah kekuasaan RI 1.
Hatiku merasa tersayat ketika melihat puluhan nyawa warga Palestina ditelan oleh roket zionis, dan sementara dua kubu (Prabowo dan Jokowi) asyik ber-euforia mendeklarasikan kemenangan masing-masing sebagai presiden di pemilu 2014. Demi sebuah kekuasaan RI 1.
Jika bapak prabowo ingin menjadi presiden Indonesia, maka tunjukannlah bahwa anda memang seorang pemimpin umat islam di negeri ini. Lakukan sesuatu hal yang konkrit atas nama diri anda sendiri dahulu terhadap Palestina. Anda mantan prajurit terbaik di negeri ini, maka tunjukanlah kembali jiwa itu untuk melenyapkan penjajahan terhadap warga Palestina. Saya yakin anda terbiasa dengan bau mesiu, bau amis darah, peluru, bom, dan alat-alat militer lainnya. Tapi apakah diri anda terbiasa melihat darah umat muslim ini terus mengucur tanpa memberikan perlawanan? Kami ingin melihat jiwa ksatria anda untuk menolong kaum muslimin Palestina. Jika jiwa ksatria tak pernah diasah maka ia akan berubah menjadi jiwa yang tak berdaya. Ketika anda ingin menjadi pemimpin di Indonesia, hal itu bermakna bahwa anda bukan saja membela umat Islam Indonesia tetapi juga umat Islam di seluruh dunia, termasuk Palestina. Karena umat islam yang satu dan lainnya seperti sebuah tubuh. Jika yang satu sakit, maka yang lain pun juga akan merasakan sakit. Jika satu muslim darahnya tertumpah di Palestina, muslim di belahan dunia lainpun juga ikut merasakan tumpahan darahnya.
Begitupun juga untuk tuan Jokowi, stop dan hentikan segala macam pencitraan tuan. Mungkin sudah ratusan blusukan anda lakukan ke berbagai lembah-lembah kumuh. Tapi untuk kali ini, lakukanlah blusukan ke dalam hati kecil anda. Sekumuh apapun tempat yang pernah anda singgahi, ketahuilah wahai tuan Jokowi, hal terkumuh di dunia ini adalah hati kita sendiri. Karena hati itu merekam segala niat dan perilaku kita setiap detiknya. Jika anda berambisi menjadi pemimpin di negeri ini (yang mayoritas muslim), maka tunjukan keberpihakan anda kepada Palestina karena mereka juga muslim. Bukan hanya sekedar konferensi pers, tapi langkah nyata anda sebagai seorang muslim, tuan. Jika hal itu masih sulit untuk anda, lakukanlah langkah konkrit dari anda sebagai seorang manusia. Iya, seorang manusia yang juga merasa kecut ketika mendengar desingan peluru dan dentuman roket jika mendarat di atap rumah anda.
Indonesia perlu memberikan bantuan militer terhadap kaum Palestina. Sudah menjadi barang tentu bahwa amerika dan antek-anteknya mendukung Israel. Amerika tak berdaya ketika perekonomiannya dipegang oleh orang-orang yahudi amerika yang pro-zionis. Mengapa negara-negara barat hanya diam dan mengadakan diplomasi-diplomasi politik munafik dan murahan kepada Israel tanpa memberikan gempuran militer terhadap Israel? Tapi jika negara-negara muslim lain yang tengah dilanda pertikaian saudara, negara-negara barat dengan serta merta mengirimkan pasukannya kepada negara tersebut, yang biasanya hanya memperkeruh suasana disana. Melakukan diplomasi hanyalah memperpanjang waktu untuk melihat semakin banyak warga Palestina yang bergelimpangan menjadi mayat di jalan-jalan. Bersatunya negara-negara muslim untuk memberikan agresi militer kepada Israel merupakan sebuah cara yang pastinya ditakuti oleh kaum zionis. Karena kekuatannya tak mungkin menandingi kekuatan negara-negara muslim jika saja mereka bersatu.
Desingan peluru, dentuman roket, darah yang memuncah dari warga Palestina, hanya menjadi tontonan umat manusia di seluruh dunia. Masihkah kita tak tergerak ketika melihat hal itu melalui layar kaca TV kita dan hanya duduk manis di atas sofa yang empuk ? Bagaimana andaikata kondisi itu menimpa negeri ini dan negara-negara lain hanya menonton kita menjemput maut diujung rudal ?
Jika ratusan mayat Palestina yang bergelimpangan tak mampu lagi mendorong kita untuk memberikan pertolongan, mungkin hati kita telah mati karena sibuk mencari kekuasaan. Atau mungkin kecintaan kita kepada dunia yang membuat kita lupa akan sesama, hingga kita tak mampu lagi menghargai nyawa manusia. Sepertinya, euforia di Indonesia telah mematikan sanubari kita, hingga Gaza tetap terus mengalirkan darah segar warga Palestina yang tak berdosa.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2014/07/17/31668/euforia-indonesia-diatas-duka-gaza/#sthash.TldPolzS.dpuf
READ MORE - Euforia Indonesia diatas Duka Gaza

Minggu, 29 Juni 2014

أحوال الناس في رمضان


الخطبة الأولى
الحمد لله ذي الفضل والإحسان، أهلَّ علينا شهر رمضان، وجعله موسما للعفوِ والغفران، وأشهد أنْ لا إله إلا الله وحده لا شريك له (يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ)، وأشهد أنْ محمداً عبدُه ورسوله، المبعوث إلى الثقلين الإنس والجان، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه، والتابعين لهم بإحسان، وسلم تسليماً كثيرا،      أما بعد:
أيُّها النَّاس، اتقوا الله تعالى، واعلموا أنه قد حل بكم شهر عظيم، وموسم كريم، إنه: (شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنْ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ)، إنه شهر الرحمة، وشهر المغفرة، وشهر العتق من النيران، فاغتنموه قبل فواته، فإن السعيد من أغتنم أوقاته، وتاب من سيئاته، وأكثر من حسناته، والشقي من حُرم الخير، من حرمه الله هذه المواسم العظيمة فإنه هو المحروم، ليس المحروم من فاتته الدنيا، ولكن المحروم في الحقيقة من فاتته الآخرة، فاغتنموا رحمكم الله هذه الشهر، وعرفوا قدره، وقدروا له قيمته، واحترموه واشغلوا أوقاته بالطاعات والقربات فإن الفرص لا تدوم، ولا يبقى إلا الحي القيوم، فأنتم لستم تبقون ولا الشهر والأيام تبقى: (كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ*وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ).
عباد الله، إن الناس يختلفون في هذا الشهر اختلفا كثيرا فمنهم من لا يعرف هذا الشهر إلا أنه شهر لتنويع المأكل والمشارب والمطاعم فيملئ بطنه من الطعام والشراب ويكسل عن طاعة الله سبحانه وتعالى، وربما ضيع الفرائض فكيف بالنوافل، ومن الناس من لا يعرف هذا الشهر إلا أنه شهر السهر بالليل على اللهو والغفلة والإعراض والقيل والقال، وينام في النهار ولا يؤدي الصلوات المفروضة في أوقاتها ومع الجماعة، ومن الناس من لا يعرف لهذا الشهر إلا أنه شهر المسلسلات والتمثيليات والمضحكات والمسابقات، مسابقات القمار التي يعد لها أعداء الله ورسوله وأعداء المسلمين، إن أعداءكم قد تنبهوا للإضرار بكم، يعلمون أن هذا الشهر فرصتكم عند الله ويضيعونه عليكم بمثل هذه الترهات وهذه الغفلات فحذروا من ذلك، وجنبوا أولادكم هذه البرامج الساقطة التافهة المغفلة عن ذكر الله عز وجل التي تخسر
أوقاتكم، وتضيع صلواتكم، أين قيمة هذا الشهر يا عباد الله؟ من هذه الأصناف، وقليل من الناس من يوفقه الله سبحانه وتعالى لهذا الشهر: (
إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ) لكنهم الموافقون، وهم السابقون، وهم الفائزون، وهم الرابحون، وإن كانوا قليل فواحد كالآلف إن أمر عنا.
فتقوا الله، عباد الله، اغتنموا شهركم، وحفظوا أوقاتكم، وتجنبوا ما يضركم فإن الفرص لا تدوم، والأيام تنتهي، والمواسم تنقضي، حاسبوا أنفسكم مع هذا الشهر ومع غيره، فإنه ليس للإنسان من هذه الدنيا إلا ما قدمه لآخرته من صالح الأعمال، وإلا فالدنيا تزول، والإنسان يموت، والساعات تفوت، ولا يبقى إلا ما قدمه الإنسان لنفسه من خير أو شر، ليس للإنسان من هذه الدنيا إلا عمره الذي يعيشه فانظروا بماذا تفنوا أعماركم؟ وماذا تقضون ليلكم ونهاركم: (أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمْ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ).
فتقوا الله، عباد الله، أشكروا الله على أن بلغكم هذا الشهر، وسألوه أن يتمه عليكم بخير، وسألوه أن يعينكم فيه على ما يرضيه، أحذروا من التفريط والغفلة والضياع ولا تتبعوا من يصدوكم عن سبيل الله وعن طريق الصلاح والفلاح، فإن الذين يصدون عن سبيل الله كثير وكثير، ووسائل الشر تنوعت في هذا العصر وصارت تصل إلى قعر البيوت وإلى الناس في فرشهم وعلى مناماتهم.
فتقوا الله، عباد الله، كان في الزمان الأول لا يتأثر بالفتنة إلا من حضرها وذهب إليها، والآن الفتن تأتي إليكم، وأنتم في بيوتكم، وعلى فرشكم.
فتقوا الله، عباد الله، فإن الخطر عظيم، ولكن الله جعل سبب النجاة جعله في أيديكم، وهذا الشهر العظيم هو من أسباب النجاة لمن وقفه الله، هذا الشهر العظيم يهلُّ على المسلمين وهم مختلفون: (إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى) هم مختلفون في سعيهم، فمنهم المحسن في سائر سنته ويكون هذا الشهر زيادة له من الخير، ومنهم المفرط فيتنبه في هذا الشهر ويستدرك ما فاته وما نقص من عمله فيستردك ويتوب فيتوب الله عليه، ومنهم الأبق الشارد عن ربه فيرجع إلى الله ويتوب إلى الله كان قد استجوب النار فيعتقه الله من النار في هذا الشهر إذ رجع إلى الله، وتاب إليه، إن هذا الشهر يربي الناس على فعل الخير، يوقظ الناس من الغفلة، إن هذا الشهر فرصة عظيمة منحها الله لكم فاغتنموه وفقكم الله، كم من يتمنَّ بلوغ هذا الشهر اختاره الموت ولم يدركه، وكم من أدرك ولم يكمله، وكم من كمله ولم يستفد منه، فتعبروا يا أولي الأبصار، فكروا لأنفسكم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ*وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمْ الْفَاسِقُونَ*لا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ الْفَائِزُونَ*لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعاً مُتَصَدِّعاً مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ)، بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعنا بما فيه من البيان والذكرِ الحكيم، أقولٌ قولي هذا واستغفرُ الله لي ولكم ولجميع المسلمين من كل ذنب، فاستغفروه إنَّه هو الغفور الرحيم.

الخطبة الثانية
الحمد لله على فضله وإحسانه، واشكروه على توفيقه وامتنانه، وأشهد أنْ لا إله إلا الله وحده لا شريك له، تعظيماً لشأنه، وأشهد أنَّ محمدًا عبدُه ورسولُه، الداعي إلى رضوانه، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه، وسلم تسليماً كثيرا،   أما بعد:
أيُّها الناس، اتقوا الله تعالى، صعد النبي صلى الله عليه وسلم يوما المنبر فقال: "آمِينَ آمِينَ آمِينَ"، فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ لما قلت كذا وكذا، قَالَ: "إن جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلامُ، اعترضني فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ مَنْ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ، فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَمَاتَ فَُدْخَلَ النَّارَ، قُلْ آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ، قال: ومَنْ أَدْرَكَ أبويه أو أَحَدَهما، فلم يبر بهما فَمَاتَ، فَدَخَلَ النَّارَ، قُلْ آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ، قَالَ: وَمَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ يا محمد فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَمَاتَ فَدَخَلَ النَّارَ،قُلْ آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ".
فاتقوا الله، عباد الله، هذا هو شهر رمضان قدم إليكم وهو بين أيديكم وقد مكن الله لكم من استغلاله بالخير فلا تضيعوه كما ضيعتم غيره، لعلى الله أن يختم لكم بصالح الأعمال، لعلى الله أن يجعل هذا الشهر مقيضا لكم في بقية العمر، لعل هذا الشهر أن ينالكم من خيراته وبركاته ما لا تحتسبون.
فتقوا الله، عباد الله، وعظموا هذا الشهر: (ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ حُرُمَاتِ اللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ عِنْدَ رَبِّهِ).
فتقوا الله، عباد الله، واعلموا أنَّ خير الحديث كتاب الله، وخير الهديَّ هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشرَّ الأمور مُحدثاتها، وكل بدعة ضلالة، وعليكم بالجماعة، فإنَّ يد الله على الجماعة، ومن شذَّ شذَّ في النار.
(إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)، اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّم على عبدِك ورسولِك نبيَّنا محمد، وارضَ اللَّهُمَّ عن خُلفائِه الراشدين، الأئمةِ المهديين، أبي بكرَ، وعمرَ، وعثمانَ، وعليٍّ، وعَن الصحابةِ أجمعين، وعن التابِعين، ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يومِ الدين.
اللَّهُمَّ أعز الإسلام والمسلمين، اللَّهُمَّ أعز الإسلام والمسلمين، اللَّهُمَّ أعز الإسلام والمسلمين ودمر أعداء الدين، اللَّهُمَّ دمر أعداء الدين، اللَّهُمَّ دمر أعداء الدين، اللَّهُمَّ اجعل هذا البلد آمناً مستقراً وسائر بلاد المسلمين عامةً يا ربَّ العالمين، اللَّهُمَّ من أراد الإسلام والمسلمين بسوء فأشغله بنفسه، وصرف كيده  في نحره، وجعل تدميره في تدبيره إنَّك على كل شيء قدير، اللَّهُمَّ كف عنا بأس الذين كفروا فأنت: (أَشَدُّ بَأْساً وَأَشَدُّ تَنكِيلاً)، (رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ)، اللَّهُمَّ أصرف عنا كيد الكائدين، ومكر الظالمين، وتدبير الفاسقين والمنافقين، اللَّهُمَّ إنا نجعلك في نحورهم فكفنا شرورهم إنَّك على كل شيء قدير، اللَّهُمَّ أنصر الإسلام والمسلمين في كل مكان يا رب العالمين، اللَّهُمَّ انصر دينك وكتابك وسنة نبيك وعبادك المؤمنين، اللَّهُمَّ أدفع عنا الغلا والوباء والربا والزنا والزلازل والمحن وسوء الفتن ما ظهر منها وما بطن عن بلدنا هذا خاصة وعن بلاد المسلمين عامة يا رب العالمين، اللَّهُمَّ إن الكفار طغوا وبغوا وتجبروا وتكبروا وضايقوا المسلمين، اللَّهُمَّ أنزل بك بأسك الذي لا يرد عن القوم المجرمين، اللَّهُمَّ كافنا شرهم بما شئت، اللَّهُمَّ كافنا شرهم بما شئت، اللَّهُمَّ كافنا شرهم بما شئت، ودفع عنا خطرهم، اللَّهُمَّ اجعل كيدهم في نحورهم إنَّك على كل شيء قدير، (وَلا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلاَّ بِأَهْلِهِ) اللَّهُمَّ أجعل مكرهم سببا للقضاء عليهم، اللَّهُمَّ دمرهم بما صنعت أيديهم، اللَّهُمَّ إنهم اغتروا بقوتهم وسلاحهم، اللَّهُمَّ اجعله في نحورهم، اللَّهُمَّ أهدم به دوارهم، اللَّهُمَّ أكفنا شرهم إنَّك على كل شيء قدير.
عبادَ الله، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)، (وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ)، فذكروا الله يذكركم، واشكُروه نعمه يزِدْكم، ولذِكْرُ اللهِ أكبرَ، واللهُ يعلمُ ما تصنعون.
READ MORE - أحوال الناس في رمضان

Rabu, 14 Mei 2014

Fenomena Joko Widodo

Jokowi bak pahlawan disambut berbagai kalangan, seolah-olah kedatangan sebagai penyelamat bangsa dari keterpurukan berbagai aspek. maka tak diherankan lagi banyak orang yang tidak sabar menjadikan Jokowi sebagai presiden RI. Sehingga pencapresannya bisa mendongkrak suara di pileg 2014 yang lalu. Dengan side effect pencalonan Joko sebagai presiden bisa meningkatkan perolehan suara di pileg 2014 manjadi 27 persen, namun kenyataannya PDI-P hanya mendapatkan 19 persen suara dan itu berarti PDI-P harus berkoalisi. Ternyata side-effect Jokowi tidak mempengaruhi suara di pileg kemarin. Mimpi Mega pun berakhir, tapi mereka tetap berkomitmen mencalonkan Joko sebagai presiden mereka. Ternyata masyarakat tidak tidur masih banyak yang bangun dan sadar bahwa Joko tidak layak menjadi presiden dengan perangai dan janji-janji nya sebelum menerima pencalonan menjadi presiden.
  Jokowi Belum Menjadi Presiden Sudah Tidak Jujur?
 Jokowi yang di capreskan oleh Mega dan PDIP itu, sudah menampakkan ‘aslinya’, bahwa dia itu tokoh ‘abal-abal’, dan hanya menjadi boneka ‘Asing dan A Seng’, dan sebagai ‘think-thank’nya kalangan Katolik, seperti Romo Benny, Sekretaris Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Wali Gereja Indonesia (KWI).

Jokowi hanyalah ‘boneka’ yang dipaksakan, dan rakyat Indonesia dipaksa menerima calon presiden yang ‘abal-abal’ itu.

‘Topeng’ Jokowi yang masih misteri itu, seperti tentang ‘nasab’nya yang sekarang ramai di media sosial, dan terus menjadi kontroversi. Siapa sejatinya sang tokoh ‘Jokowi’ itu?

Sekarang, secara tiba-tiba rakyat Indonesia begitu sangat terperangah dengan konsep ‘REVOLUSI MENTAL’ yang dipasarkan kepada rakyat. Semuanya itu, gara-gara ide ‘Revolusi Mental’, yang dipublikasikan oleh media katolik Kompas, Sabtu, 10/5/2014.

Di mana dalam harian Kompas, Sabtu (10/5), yang lalu dua tulisan berjudul sama ‘Revolusi Mental’ terpampang di dua media cetak. Tentu, hanya karena mereka sudah kebelet alias 'ngebet' ingin segera Jokowi dilantik menjadi presiden.

Betapa, kalangan Katolik sangat berkepentingan dengan Jokowi, itu terbukti saat pertemuan di rumah konglomerat Cina, Jacob Soetojo, selain duta besar Amerika, Inggris, juga hadir duta besar Vatikan!

Selanjunya, dalam tulisan pertama atas nama Jokowi dan dimuat di halaman opini Kompas, sementara tulisan lainnya beratasnamakan Romo Benny, sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), dimuat koran Sindo pada rubrik yang sama.

Barangkali tidak ada masalah, seandainya kedua tulisan itu memaparkan soal yang secara esensi berbeda. Tetapi, isi tuliasan antara Jokowi dan Romo Benny itu, memiliki kesamaan, secara esensi. Seperti dituturkan oleh seorang wartawan, Nanik S Deyang. Menurut dia, kedua tulisan itu sama.

“Saat membaca opini di koran Sindo yang ditulis Romo Benny, saya kembali kaget, karena bertajuk dan beresensi sama, kendati ada perbedaan dalam struktur kalimat”, kata Nanik.

Lebih lanjut, menurut kalangan wartawan , bahwa Romo Benny Susetyo adalah anggota Tim Sukses Jokowi. “Saya iseng telepon kawan yang masih ada di seputar Jokowi, dan dapat kabar, ternyata Romo Benny Susetyo itu Tim Sukses Jokowi”, tambah Nanik di laman facebook nya.

Menjelang pemilihan presiden Juli mendatang, tokoh yang ‘misterius’ ini, nampaknya ingin menjadi tokoh Indonesia yang sempurna di depan rakyat dan bangsa Indonesia. Kemudian, Jokowi itu, mengeluarkan ide yang sudah ‘usang’ tentang ‘Revolusi Mental’. Ini yang dipasarkan oleh Jokowi.

Tetapi, tokoh yang dititah oleh Mega menjadi calon presiden itu, hanya bisa membuat ‘kosa kata’ yaitu ‘Revolusi Mental’. Sebaliknya, Jokowi tidak mengerti dan faham apa yang diucapkannya. Maka, substansi ‘Revolusi Mental’ Jokowi dijabarkan oleh Romo Benny. Seakan-akan Jokowi itu, tokoh yang sangat ‘HEBAT’ memiliki ide akan melakukan revolusi mental bangsa Indonesia.

Hanya karena semua itu ‘topeng’ Jokowi menjadi terbuka. Dia tidak sehebat seperti yang digembar-gemborkan oleh para ‘buzzer’nya. Dan, siapa yang menjadi plagiat, Jokowi atau Romo Benny? Kalau yang menjadi plagiat tulisan itu, Jokowi, sungguh sangat tidak layak menjadi pemimpin. Karena sudah nampak sifat atau karakternya yang tidak jujur. Bagaimana kalau menjadi presiden dan pemimpin Indonesia?

Anggito Abimanyu pejabat Kementerian Agama, menulis artikel di Kompas, kemudian terbukti dia melakukan plagiat, langsung dia mengundurkan diri dari UGM. Karena, sudah menyangkut hal yang mendasar yaitu, integritas.

Bagaimana integritas atau kejujuran Jokowi yang sudah kebelet ingin menjadi presiden? Dia tinggalkan rakyat DKI Jakarta yang sudah memilihnya, dan mengejar jabatan baru sebagai presiden. Jujurkah
READ MORE - Fenomena Joko Widodo

Kamis, 03 April 2014

Virus Bangsa' Menjangkiti Rakyat Sehingga Mudah Lupa Dosa Penguasa

'Virus Bangsa' menyerang otak rakyat Indonesia sangat hebat!!!

Mengapa?

Ada sebuah ungkapan, the short memory lost. Bangsa kita begitu mudah

lupa terhadap kejadian-kejadian yang belum lama terjadi.

Kondisi ini lalu dimanfaatkan oleh kaum VIRUS BANGSA untuk mengelabui

rakyat ini, membodoh-bodohkan mereka, menipu, menindas, dan

mengeksploitasi sedalam-dalamnya.

Para virus bangsa itu adalah: media-media massa, para pengamat politik,

para politisi, para akademisi bayaran, lembaga surve order minded, dan

sejenisnya.

Mereka ini disebut virus bangsa karena memang tidak memiliki rasa belas

kasihan sama sekali atas nasib ratusan juta anak bangsa yang menderita

akibat semua kelakuan mereka. “Selagi Gue bisa happy-happy, bodo amat

dengan rakyat. Emang mereka mikiran Gue?” Begitulah ungkapan tidak tahu

malu yang sering menjadi motto kehidupan mereka.

Sampai batas tertentu, para penipu atau virus bangsa itu sampai

meyakini hal-hal semacam ini:

“Zaman sekarang yang penting duit, duit, duit Bos. Sudahlah gak usah

munafik. Kamu suka duit juga kan. Kalo punya duit kamu bisa main cewek,

bisa makan di restoran mahal, bisa pelesir ke luar negeri, bisa belanja

barang-barang branded. Kamu juga nanti dipuja-puja keluarga besarmu,

disebut orang sukses. Kamu dielu-elukan almamatermu, didaulat memberi

orasi ilmiah, diminta mengisi acara-acara.

Kamu terhormat, mobil minimal Camry, punya kans jadi politisi Senayan,

punya banyak fans, porto folio diterima baik oleh bank, dan sebagainya.

Maka itu, sudahlah, tidak usah munafik. Dalam hidup ini jangan alim

banget. Jangan saleh banget. Kalau mau sukses, kamu harus berani kejam.

Kamu harus berani memakai manajemen mafia. Rakyat itu bodo-bodo,

sampah, tak berguna. Jalan termudah jadi orang keren, hebat, happy-

happy adalah menjual nasib rakyat dan bangsa. Persetan dengan cinta

tanah air. Persetan dengan agama. Persetan dengan dosa-neraka. Aku tak

peduli. Yang penting happy, happy, happy forever forever.”

Orang-orang begini inilah yang telah sekian lama membuat bangsa ini

menderita, susah hidupnya, melarat terus, kezhaliman merata, korupsi

menggurita. Ya karena kaum virus bangsa ini sangat banyak, ada di mana

-mana.

Mereka hidup sehari-hari seperti binatang. Tidak ada nikmat ruhani

sedikit pun dalam jiwanya. Semakin bertambah syahwat yang mereka reguk,

semakin menderita jiwanya. Mereka telah melupakan TUHAN, lalu TUHAN pun

membuat mereka lupa pada dirinya sendiri. Na’dzubillah wa na’udzubillah

min dzalik.

Apakah Anda pernah menyangka, merasa, atau menduga, bahwa kehidupan ini

sepenuhnya berada dalam kendali manusia-manusia moral rendah sejenis

itu? Apakah mereka berkuasa atas alam kehidupan ini? Apakah mereka bisa

menunda kematian atau memperlama kehidupan? Tidak sama sekali. Mereka

hanyalah obyek kehidupan. Segala hal tetap dan pasti di Tangan Allah

Ta’ala.

Manusia-manusia durjana itu bisa senang-senang, tertawa ngakak, dan

terus menipu manusia, karena belum habis jatah nikmat bagi mereka.

Pintu-pintu hedonisme terus terbuka sampai habis jatahnya.

Kalau sudah habis…hendak bersembunyi ke mana pun mereka akan dikejar

oleh tentara-tentara Allah (para Malaikat-Nya). Itu hanya menanti waktu

saja.

Kita kembali ke topik semula, rentetan panjang penipuan publik yang

biasa dilakukan kaum virus bangsa: media massa sekuler, pengamat

politik, politisi busuk, akademisi bayaran, survei abal-abal, dan

sejenisnya.

Di sini saya ingin mengajak anda2 kembali ingatkan fakta-fakta sejarah

yang sudah banyak dilupakan bangsa ini. Intinya, gegap gempita

pencitraan Jokowi saat ini, ia bukan pertama kali terjadi. Itu sudah

sering dan sering terjadi.

Mari kita buka fakta sejarah satu demi satu, bismillah…

[1]. Tahun 1998 terjadi demonstrasi massal di seluruh Indonesia.

Penggeraknya para mahasiswa kampus. Para demonstran didukung penuh oleh

semua media, politisi, pengamat. Mereka serukan: “Soeharto mundur!

Soeharto mundur! Gantung Soeharto!”.

Puncaknya pada Mei 1998 terjadi kerusuhan besar di Jakarta. Akhirnya

Soeharto pun menyerah, dia mundur. Sejak Soeharto mundur, masuklah

bangsa Indonesia ke era Reformasi.

Faktanya, sejak masuk zaman Reformasi, kehidupan rakyat Indonesia tidak

lebih baik.

[2]. Tahun 1999 Presiden BJ. Habibie mau ikut pencalonan sebagai

presiden. Beliau baru memimpin menggantikan Soeharto sekitar 1,5 tahun.

Melihat kenyataan itu media-media, pengamat, politisi, sepakat

mengeroyok Habibie. “Jangan Habibie. Dia koruptor. Dia anak emas

Soeharto. Pokoknya jangan Habibie.”

Banyak sekali seruan untuk menghadang Habibie. Padahal dia terbukti

berhasil mengendalikan kondisi bangsa setelah diamuk Krisis Moneter.

Alhasil Habibie tak bisa menjadi presiden lagi karena dibarikade oleh

kaum virus bangsa. Yang terpilih justru Gusdur.

Namanya Gusdur, sudah sakit2an, dan kontroversial, tak punya pengalaman

memimpin negara. Akibatnya negara morat-marit gak karuan. Nyaris negara

ini hancur kalau Gusdur lebih lama memimpin. Padahal media-media massa,

pengamat, politisi, akademisi, dan sejenisnya itulah yang sebelumnya

mengelu-elukan citra Gusdur.

Terbukti, dia tak bisa apa-apa. Habibie yang berkualitas ditolak,

Gusdur yang gak bisa apa-apa didaulat menjadi pemimpin.

[3]. Kondisi yang mengitari Jokowi saat ini mirip sekali seperti

kondisi menjelang Pilpres 2004.

Waktu itu media-media massa, pengamat, politisi, akedemisi kacung

sepakat mengelu-elukan SBY.

“SBY harapan baru indonesia. Orang ini hebat. Santun, tegas, cerdas.

Kasihan dia dizhalimi Megawati. Indonesia akan maju di tangan SBY. I

love U full.”

Begitulah segala puja dan puji mendukung SBY. Salah satu TV berita

termasuk yang amat “I love U full” ke SBY. Ini semua terjadi karena SBY

sudah direstui oleh jaringan pengusaha China asal Medan-Jakarta-

Surabaya.

Apa akibatnya setelah SBY jadi Presiden? Luar biasa, baru saja memimpin

Indonesia “diberi hadiah” Tsunami terbesar sedunia. Dan rentetan

bencana seolah tak ada habisnya di tangan orang ini. Tahun 2005 SBY

naikkan BBM lebih dari 100 persen. Rakyat semua megap-megap.

[4]. Tahun 2009 SBY nyalon lagi. Sebenarnya potensi SBY kalah sangat

besar, karena kepemimpinan dia selama 2004-2009 sangat menyengsarakan.

Tapi SBY cerdik, dia pandai memanfaatkan media dan lembaga-lembaga

surve untuk memenangkan citra. LSI, Saiful Mujani, Deny JA. termasuk

yang sangat agressif mendukung SBY. Media-media TV juga terus mengelu-

elukan SBY. SBY juga memainkan instrumen BLT untuk merebut simpati

rakyat. Dan dia juga masuk ke sistem kalkulasi online KPU.

Sistem software KPU inilah yang sangat mengancam proses pemilu secara

jujur. Setelah SBY jadi presiden lagi, penderitaan rakyat semakin

panjang dan lama. Selain itu banyak terkuak kasus-kasus korupsi yang

melibatkan elit-elit Demokrat.

[5]. Ada kejadian sangat aneh sekitar tahun 2008-2009, yaitu Mega

Skandal Bank Century. Ketika itu SBY, jajaran menterinya, Boediono,

para pengamat ekonomi UI, dan media-media partner secara intensif

menipu publik:

“Kalau Bank Century tidak diberi bailout, nanti akan menyebabkan dampak

sistemik. Waktu itu sedang terjadi Krisis Global.”

Padahal nilai aset Bank Century tidak ngaruh dalam industri perbankan

nasional. Kalau pun bailout itu dibenarkan, mengapa dana talangan yang

semula disepakati sekitar 600 miliar membengkak sepuluh kali lipat

menjadi 6,7 triliun?

Bahkan pencairan yang triliunan rupiah itu dilakukan di hari Sabtu dan

Minggu, tanpa melapor Wapres (Jusuf Kall)? Tetapi SBY dan media-media

partner terus berkilah “dampak sistemik”. Ya begitulah, rakyat terus

ditipu, ditipu, dan ditipu lagi.

[6]. Media-media massa, pengamat, akademisi, politisi, juga berperanb

sangat kuat dalam menggulirkan opini seputar Bibit-Chandra (dua ketua

KPK).

Waktu itu keduanya sedang berhadapan dengan Susno Duadji. Media

mengangkat isu “Cicak Vs Buaya”.

Semua media waktu itu sepakat berdiri di belakang Bibit Samad dan

Chandra Hamzah. Keduanya menyebut istilah “kriminalisasi KPK”. Alhasil

kedua pimpinan KPK mendapat dipensasi hukum. Mereka tidak diadili atas

tuduhan apapun.

Padahal menurut Muhammad Nazaruddin, Chandra Hamzah pernah datang ke

rumahnya, lalu menerima titipan uang. Terbukti kemudian pengakuan

Nazaruddin sering terbukti di persidangan.

Media-media massa dan pengamat begitu bernafsu membela Bibit-Chandra,

sampai mereka lupa bahwa SBY sudah melakukan campur tangan hukum dengan

membentuk tim pencari fakta. Itu pelanggaran tatanan kenegaraan.

[7]. Terkait perkembangan dakwah Islam. Media-media massa, para

pengamat, politisi, akademisi, pejabat, dan seterusnya sepakat mengelu

-elukan dai kondang, Aa Gym.

Semua TV punya siaran terkait Aa Gym. Kalau bulan Ramadhan tiba, Aa Gym

menjadi “raja media”. Aa Gym disukai karena: tak pernah bilang “orang

kafir”, tak pernah bilang “orang sesat”, tak pernah bilang “Syariat

Islam”, tak pernah menyinggug perasaan penganut agama lain, dan

seterusnya.

Tetapi ketika Aa Gym ketahuan melakukan poligami, seketika itu dia

dihujat, dihajar habis, dikuyo-kuyo sampai tandas, dizhalimi sedalam-

dalamnya. Alhasil Aa Gym merasa “sakit hati” dan tidak seramah dulu ke

media-media massa.

Masyarakat sebagai pengagum Aa Gym pun tinggal mengikuti saja. Apapun

yang dikatakan media massa, mereka amini. Media bilang A, ya diikuti A;

media bilang merah, diikuti merah; media bilang ‘kacau’, rakyat pun

ikut berseru ‘kacau’. Kok gak meras malu ya…

[8]. Tahun 2012 Jokowi-Ahok jadi kandidat Gubernur DKI. Media-media,

pengamat, politisi, juga ramai-ramai dukung keduanya agar jadi gubernur

DKI.

Semua sepakat Jokowi-Ahok harus gusur “kumisnya” Foke. Hanya beberapa

lama setelah terpilih jadi gubernur, Jokowi keteteran. Ahok kerjaannya

marah-marah mulu, seperti orang stress. Dan lebih parah lagi, Jokowi

akhirnya lebih banyak bekerja untuk PERSIAPAN JADI PRESIDEN, bukan

bekerja membereskan masalah DKI Jakarta.

Lha, orang ini katanya jujur, amanah, rendah hati, tidak neko-neko;

tapi justru kemaruk jabatan. Satu belum kelar, sudah nafsu ingin

jabatan lain. Kata orang Sunda, ngurauk ku siku. Mau merengkuh apa saja

dengan sikunya, karena saking rakus.

Sampai di sini kita jadi paham, bahwa memang rakyat kita begitu mudah

dibodoh-bodohi. Sedangkan kaum cerdik-cendekia, para ilmuwan dan

terpelajar, sibuk menyelamatkan urusan ekonomi masing-masing. Mereka

tak berani turun ke landasan untuk mencerahi masyarakat.

Untuk menyalakan suluh kebenaran. Mereka bersembunyi di balik segala

kemapanan dan keenakan hidup yang sudah dinikmati.

Media-media massa, pengamat, politisi, akademisi bayaran, dan

seterusnya mereka terus-menerus berdzikir dengan kata-kata: “Demi

Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.”

Tapi kelakuan mereka busuk. Moral mereka lacur. Mereka gadaikan

kehidupan rakyat dan bangsa, demi memenuhi syahwat hedonismenya. Kaum

virus bangsa itu tak henti-hentinya menipu, menipu, menipu, dan menipu

rakyat yang kebanyakan pelupa dan tidak kritis.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/smart-

teen/2014/03/27/29664/virus-bangsa-menjangkiti-rakyat-sehingga-mudah-

lupa-dosa-penguasa.
READ MORE - Virus Bangsa' Menjangkiti Rakyat Sehingga Mudah Lupa Dosa Penguasa

Senin, 31 Maret 2014

Makanan Halal Berbuah Keteguhan dan Keberanian Dalam Jihad


Betapa Sheikhul Jihad Abdullah Azza mengingatkan kepada kita semua, khuusnya para Mujahidin, hanya dengan makanan yang halal, yang akan dapat mengantarkan seseorang ke medan jihad. Sebaliknya, makanan haram, hanya membuat hati menjadi pengecut, dan kehilangan langkah menuju medan jihad.

Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam bersabda :

“Sesungguhnya Allah itu Mahabaik dan Dia tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintah orang-orang beriman seperti apa yang diperintahkan-Nya kepada para rasusl”.

Sesungguhnya orang beriman itu baik makanannya, minumnya, pakaiannya, kehidupannya, perkataannya, matinya, ruhnya dan jasadnya. Maka jadilah kalian orang-orang yang baik agar para malaikat yang baik menyambut kalian seraya mengatakannya :

“Selamat sejahtera bagimu berkat kesabaranmu, maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu”. (QS : Ar-Ra’d : 24)

“Kepada mereka para malaikat mengatakan, ‘Selamat sejahtera bagimu, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS : An-Nisa’ : 32)

Awasilah dirimu, awasilah ibadahmu! Jika tidak, kamu tidak akan mampu meneruskan perjalanan. Untuk itu, sumber  energi yang kamu gunakan haruslah mengandung berkah, makananmu harus dari yang halal, sehingga kamu dapat melanjutkan perjalanan yang mubarak (diberkati) yang mendatangkan buahnya yang diberkahi, dan kamu menjadi seperti pohon yang baik.

“Akarnya kokoh dan cabangnya (menjulang) kelangit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya”. (QS : Ibrahim : 24-25)

Pernah pada suatu ketika saya bersama pemimpin mujahidin Abdur Rabbi Rasul Sayaf. Dia mengatakan padaku, “Kebanyakan do’a yang saya panjatkan kepada Allah di Multazam  dan ketika mengusap Hajar Aswad adalah, semoga Allah memaafkanku dari pertanyaan tentang harta yang telah Dia lelakkan di kedua tanganku.

Meskipun, saya telah berusaha untuk ketat terhadap keluarga dan diri saya sendiri, namun saya menganggap diri saya masih makan dari makanan mujahidin. Demikian pula, saya merasa takut tidak berlaku cermat dan adil terhadap apa yang saya bagi-bagikan kepada mujahidin, sehingga pada saat itu perhitungan dosaku sangat besar di sisi Rabbul ‘Alamin.

Seperti yang telah saya katakan, kalian telah meninggalkan kehidupan dunia dan telah meletakkan nyawamu di telapak tanganmu. Kamu telah menyerahkan ruhmu – yang menjadi modal hidupmu – karena hendak berkorban dengannya. Maka berwaspadalah kamu kepada pengorbanan yang lebih rendah dari pada itu. Mengingat kamu telah mengorbankan yang besar, maka korbankanlah pula yang lebih kecil. Dan sesungguhnya yang demkian itu, betul-betul terasa mudah bagi orang yang dimudahkan Allah atasnya.

Sesungguhnya jalan ini amat panjang dan jauh. Perjalanannya pun amat payah dan menyusahkan . Jihad ini sungguh berat. Tidak ada yang mampu menanggungnya kecuali mereka yang telah diteguhkan oleh Rabbul Alamin. Karena itu, jika engkau mendapatkan dalam hatimu rasa takut untuk memasuki front pertempuran, menghadapi musuh, atau takut untuk memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang munkar, telitilah kembali makananmu. Jika hatimu lemah, maka kelemahan itu pasti datang dari racun haram. Sebagian besar dari rasa ketakutan itu adalah disebabkan oleh makanan. Dan sebagian lagi lantaran panah yang lepas dari mata.

“Sesungguhnya memandang – yang haram – itu adalah anak panah dari anak-anak panah Iblis yang beracun. Barang siapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku, maka Aku (Allah) akan menggantikan untuknya kemanisan yang ia dapatkan dalam hatinya”.

Jika kamu merasa berat atau takut atau merasa gentar terjun ke kancah peperangan, maka evaluasilah kembali dirimu. Apa penyebab kelemahan yang menimpa hatimu? Apa rahasia rasa ketakutan ini dari dalam diri anak manusia? Padahal, Allah Ta’ala telah menjamin untuk meneguhkan dirimu, jika kamu benar-benar beriman.

“Ingatlah, ketika Rabbmu mewahyukan kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman’. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala-kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka”. (QS : Al-Anfal : 12)

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya beriman mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah lah tentara langit dan bumi dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana”. (QS : Al-Fath : 4)

Ketenangan adalah tentara yang dimasukkan Allah Rabbul Alamin ke dalam hati orang yang dikehendaki-Nya. Hati yang tumbuh dengan makanan halal, yang tiada berdenyut melainkan dengan keikhlasan kepada Zat yang memiliki sifat kemuliaan dan keagungan. Ketahuilah bahwa lidahmu terkadang bisa merintangai perjalananmu, telingamu terkadang bisa merintangi perjalananmu dan tanganmu bisa merintangi perjalananmu.

Konon ketika Bani Israel ditimpa kemarau panjang, mereka datang kepada salah seorang nabi dan berkata, “Biarkanlah kami keluar untuk meminta pertolongan Allah dan minta hujan”. Kemudian mereka keluar ke lapangan dan menengadahkan tangan mereka ke langit. Lalu Allah mewahyukan kepada Nabi-Nya bahwa kalian datang menemui-Ku dengan perut penuh makanan haram, kemudian kalian menginginkan Aku mengabulkan do’a kalian? Kembalillah kalian, sekali-kali Aku tidak akan memedulikan kalian!

Waspadalah selalau terhadap dirimu, terhadap anggota badanmu, terhadap lidahmu, terhadap telingamu, apa yang masuk ke dalamnya, terhadap mulutmu, apa yang masuk dan keluar dari sana, terhadap tanganmu, untuk apa kamu pergunakan, terhadap kakimu, ke mana ia kau bawa pergi. Dan jika kamu berlaku benar, maka sesungguhnya Allah bersama orang-orang beriman. Wallahu’alam
READ MORE - Makanan Halal Berbuah Keteguhan dan Keberanian Dalam Jihad