marquee

Selamat Datang di Blog Kami

welcome

Berbagi itu Indah dan Senyum itu Sedekah

Minggu, 04 Agustus 2013

Mudik yang Sebenarnya

Menjelang 10 akhir bulan Ramadhan sering dijadikan momen persiapan diri untuk menyambut 1 Syawal maka tidak diherankan lagi suasana masjid atau mushalla pada awalnya penuh beranjak sepi karena orang-orang sibuk merencanakan untuk menyambut idul fitri dengan berbagai aktifitas seperti membeli pakaian dan aksesoris tubuh yang baru dan bahkan planning mudik pun tidak asing lagi dilakukan diakhir menjelang Ramadhan.Berbagai media memberitahukan bahwa H min 5 menjalang 1 Syawal banyak sekali kemacetan terjadi. Padahal rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk tidak melewatkan 10 akhir Ramadhan ini dengan i'tikaf dan memperbanyak do'a serta ibadah. Ibarat sebuah pertandingan bahwa tolak ukur suatu kemengan itu adalah ketika berada di garis finish bukan di awal atau pertengahan. Tapi banyak yang berguguran sebelum sampai garis finish. Apakah itu disebut pemenang? wallahu a'lam, karena puasa adalah milik Allah SWT dan Dia yang berhak membalasnya. Namun sangat disayangkan juga pada saat para pemudik sampai di kampung halamannya banyak di antara mereka yang terlena bercerita tentang kehidupan di rantau dan pengalaman selama mencari rezeki sehingga terlupakan kembali untuk menghidupkan sisa Ramadhan tinggal beberapa hari lagi begigu juga orang yang sibuk membeli perlengkapan serba baru merekapun alpha untuk menghadirkan kembali sisa Ramadhan yang tinggal dalam beberap hitungan jam. mereka lupa bahwa :
لَيْسَ العِيْدُ بِلِبِاسٍ جَدِيْدِ إِنَّمَا العِيْدُ الإِيْماَنُ يَزِيْدُ
bukanlah idul fitri berpakaian baru tetapi ied adalah ukuran iman yang bertambah maju 
Kembali ke tradisi mudik, mudik adalah kata dan term yang digunakan orang Indonesia untuk melakukan aktifitas di kampung halaman. Aktifitas tersebut bisa berupa temu kangen, mangunjungi saudara, dan memberikan hadiah kepada yang dikunjungi sebagai bentuk syukur dan bahkan kebanggan. Hal demikian tidak terlepas dari niak si pemudik. Di dalam bahasa Arab mudik itu bisa diterjemahkan الرُّجُوْعُ إِلىَ الوَطَنِ (kembali ke kampung halaman). Kecintaan terhadap kampung halaman adalah fitrah basyariyyah dan itu fadilah yang luar biasa. Mencium tanah kampung halaman bisa sebagai pengobat dan penyembuh sakit dan duka

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ لِلْمَرِيضِ بِسْمِ اللَّهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيقَةِ بَعْضِنَا يُشْفَى سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
Dari A'isyah RA, bahwasanya Nabi SAW pernah berdo'a terhadap orang yang sakit dengan mengucapkan bismillahi melalui tanah negeri kami ini dengan sentuhan sebagian dari kita bisa menyembuhkan orang yang menderita di antara kita dengan izin Tuhan kita ( HR. Bukhari كتاب الطب 
 – باب رقية النبي صلى الله عليه وسلم – (ح5304
Namun, banyak di antara kita yang salah dalam memahami mudik dan pelaksanaannya sehingga kemudharatan lebih banyak dari manfaat yang diambil. ibaratkan mengerjakan yang sunnah melalaikan yang wajib. mudik adalah salah bentuk anjuran bukan fardu a'in yang jika tidak dikerjakan mendapatkan dosa. Mudik adalah salah bentuk kepedulian bukan kebanggaan dan penonjolan keberhasilan seseorang di rantau. sehingga riya dan pameritas lebih diagaungkan ketimbang silaturrahim. bagaimana sikap kita dalam hal ini?

Mudik itu variatif: bersilaturrahmi dg surat, email, sms, dan teleponan sambil memberitahukan tidak bisa hadir secara fisik dan mengungkapkan maaf terhadap kesalahan serta kekhilafan adalah jauh lebih baik jika memaksakan diri untuk pulang padahal bahaya lebih besar menanti.
 
 kualitas ramadhan dan 1 syawal itu bukan ditentukan oleh mudiknya tapi keterjagaan silaturrahim atau silaturrahmi yang optimal dan kuat. 
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim)

Original Post at: http://islamsejati3.blogspot.com/2011/10/hadits-pentingnya-silaturahmi-dan.html

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
 
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim)

Original Post at: http://islamsejati3.blogspot.com/2011/10/hadits-pentingnya-silaturahmi-dan.html
Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim)

selamat bermudik yang berkesempatan dan mohon maaf lahir batin jika ada kesalahan. semoga kita " مِنَ العَائِدِيْنَ واَلفَائِزِيْنَ" (orang2 kembali kepada kesucian dan pemenang dalam menggapai ketakwaan)

تَقَبّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تَقَبَّلْ يَاكَرِيْمُ. وَكُلُّ عَامٍ وَأنْتُمْ بِخَيْرٍ

Tidak ada komentar: