Pemilu 2014
tidak berapa lama lagi. Para calon legeslatif dan eksekutif sedang mengatur
strategi untuk menjadi pemenang dan mendapatkan smpati dari masyarakat atau
konstituennya. Berbagai trik dan program yang dilakukan. Mulai dari spanduk,
baliho dan reklame sampai pemanfaatan media masa untuk memperkenalkan diri.
Fenomena seperti ini sudah biasa di Negara yang katanya demokrasi sedang
berkembang. Sehingga black campaign dan white compaign pun
bermunculan. Ada yang mencuri start duluan bahkan sudah berani terang-terangan
menyampaikan no urutnya padahal KPU belum memutuskan hal itu. Dengan yel-yel
alibi demokrasi semua bisa diatasi asalkan uang menjadi motivasi dan KPU pun
diajak kompromi. Memilih pemimpin sekaligus jongos bagi masyarakat jangan
sampai seperti memilih kucing dalam karung. Jangan sampai tertipu oleh sampul
padahal isinya amburadul. Memang Golput (golongan putih) alias tidak memilih
sama sekali bukan solusi. Kepuasaan memang tidak berarti jika tidak dari hati
nurani. Memilih dan dipilih adalah hak dan kewajiban yang harus
disinkronisasikan. Agar suara masyarakat tidak dimainkan oleh oknum tertentu
sehingga menguntungkan bagi pihak tertentu pula maka seharusnya masyarakat
menggunakan hak pilihnya meskipun mencoblos atau menconteng semua calon. Suara
masyarakat adalah hak dan keikutsertaannya adalah kewajiban. Sebagai komunitas
muslim yang beriman Allah SWT telah memberikan syarat pemimpin dan jongos yang
ideal dan pantas untuk dipilih disamping harus mengenal lebih jauh tentang
calon yang akan dipilih. Syarat tersebut diuniversalkan olehNya dalam Al-quran
Surah Al-qhashas :26:
Ù‚َالَتْ Ø¥ِØْدَاهُÙ…َا ÙŠَا Ø£َبَتِ اسْتَØ£ْجِرْÙ‡ُ Ø¥ِÙ†َّ Ø®َÙŠْرَ Ù…َÙ†ِ اسْتَØ£ْجَرْتَ
الْÙ‚َÙˆِÙŠُّ الْØ£َÙ…ِينُ
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang
kuat lagi dapat dipercaya".
Historikal ayat:
Ayat di atas menceritakan
tentang Nabi Musa AS ketika diusir oleh Fir’aun dan sampai ke Madyan suatu
wilayah yang dipimpin oleh Nabi Syu’ib AS. Pada saat Musa tiba di Madyan, ia
mendapatkan dua orang anak gadis putri-putri dari Nabi Syu’ib yang sedang berusaha
mengambil air untuk ternak mereka di tengah kerumunan orang. Nabi Musa pun
membantu mereka. Sehingga ke dua gadis tersebut menjamu dan membawanya ke rumah
agar bisa bertemu dengan ayah mereka. Sepanjang perjalanan ke rumah Musa tidak mencakapi mereka dan berjalan di
belakang ke dua gadis tersebut sambil menundukkan kepala nya. Sesampai di
rumah, salah satu dari putrinya meminta agar menjadikan Nasbi Musa sebagai
buruh alias jongos yang bisa membantu mereka karena kualitas dan kejujurannya.
Tafsir tematik ayat tersebut:
Ada dua kata sifat yang
tercantum dalam ayat tersebut yaitu الْÙ‚َÙˆِÙŠُّ yang berarti kuat
dan الْØ£َÙ…ِينُ yang artinya dapat
dipercaya. Kedua kata sifat tersebut tidak dikombinasikan oleh kata penghubung
“dan” . Ayat ini menegaskan bahwa yang layak untuk dipilih sebagai orang yang
mewakili rakyatnya atau jongos mewakili majikannya adalah sosok seorang yang
kuat lagi dipercaya bukan orang yang kuat dan dipercaya.
Artinya kata ini tidak bisa dipisahkan kalau dia kuat tapi tidak dipercaya atau
dia dapat dipercaya sementara tidak kuat maka kepemimpinan atau perwakilan
tersebut akan sia-sia dan bahkan menjadi koruptif. Kedua sifat tersebut sudah
mencakup empat pilar sifat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW yaitu siddiq
(jujur), amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas), dan tabligh
(dapat menyampaikan).
الْÙ‚َÙˆِÙŠُّ mencakup fathonah
dan tabligh. Kuat dalam arti fisik pun termasuk prioritas kategori
seorang pemimpin atau jongos. Yang lemah fisiknya dan sudah dimakan usia tentu
etos kerja akan sering terganggu karena penyakitpun akan sering menemuinya.
Bebas dari cacat fisik juga merupakan pribadi yang kuat. Kreatifitas dan
penyampain yang baik adalah termasuk personalitas yang kuat. Sehingga kuat bisa
diartikan sebagai fisik, pribadi, kecerdasan, performa, dan penyampaian yang
tegas adalah unsur-unsur kekuatan seseorang yang sangat dipertimbangkan untuk
dijadikan standar pemilihan sebagai pemimpin atau jongos.
الْØ£َÙ…ِينُ mencakup siddiq dan
amanah. Kejujuran dan kepercayaan adalah sikap mental yang harus
ditanamkan dan selalu dipupuk dengan rajin agar menjadi pribadi yang jujur dan
dapat dipercaya kapanpun dan dimanapun berada. Sikap ini berhubungan langsung
dengan Sang Pencipta. Hanya Allah SWT Yang Maha Tahu bahwa kita jujur dan amanah.
Karena ini adalah amaliah batin. Suatu aktifitas tidak perlu diketahui orang
dan tidak mesti diucapkan. Jujur dan amanah membutuhkan konsitentsi bukan basa
basi, ia mengharapkan insan yang optimis bukan oportunis.
Perintah memilih pemimpin atau jongos
yang kuat lagi dapat dipercaya adalah instruksi Allah SWT yang secara tekstual
turun kepada Nabi Musa AS tapi secara konstektual berlaku untuk semua manusia
dan individu yang akan diangkat menjadi seorang pemimpin atau jongos. Pemilahan antara yang kuat dan dapat
dipercaya adalah suatu kezaliman.
Sebagai pribadi muslim dan muslimah
diwajibkan memilih pemimpin muslim yang
kuat lagi dapat dipercaya.
Demikianlah sekilas uraian mencari
dan memilih pemimpin dan jongos yang ideal menurut Alquran. Wallahu a’lam.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar