marquee

Selamat Datang di Blog Kami

welcome

Berbagi itu Indah dan Senyum itu Sedekah

Sabtu, 10 Agustus 2013

Pemimpin dan Jongos yang Ideal Menurut Alquran



Pemilu 2014 tidak berapa lama lagi. Para calon legeslatif dan eksekutif sedang mengatur strategi untuk menjadi pemenang dan mendapatkan smpati dari masyarakat atau konstituennya. Berbagai trik dan program yang dilakukan. Mulai dari spanduk, baliho dan reklame sampai pemanfaatan media masa untuk memperkenalkan diri. Fenomena seperti ini sudah biasa di Negara yang katanya demokrasi sedang berkembang. Sehingga black campaign dan white compaign pun bermunculan. Ada yang mencuri start duluan bahkan sudah berani terang-terangan menyampaikan no urutnya padahal KPU belum memutuskan hal itu. Dengan yel-yel alibi demokrasi semua bisa diatasi asalkan uang menjadi motivasi dan KPU pun diajak kompromi. Memilih pemimpin sekaligus jongos bagi masyarakat jangan sampai seperti memilih kucing dalam karung. Jangan sampai tertipu oleh sampul padahal isinya amburadul. Memang Golput (golongan putih) alias tidak memilih sama sekali bukan solusi. Kepuasaan memang tidak berarti jika tidak dari hati nurani. Memilih dan dipilih adalah hak dan kewajiban yang harus disinkronisasikan. Agar suara masyarakat tidak dimainkan oleh oknum tertentu sehingga menguntungkan bagi pihak tertentu pula maka seharusnya masyarakat menggunakan hak pilihnya meskipun mencoblos atau menconteng semua calon. Suara masyarakat adalah hak dan keikutsertaannya adalah kewajiban. Sebagai komunitas muslim yang beriman Allah SWT telah memberikan syarat pemimpin dan jongos yang ideal dan pantas untuk dipilih disamping harus mengenal lebih jauh tentang calon yang akan dipilih. Syarat tersebut diuniversalkan olehNya dalam Al-quran Surah Al-qhashas :26:

Ù‚َالَتْ Ø¥ِØ­ْدَاهُÙ…َا ÙŠَا Ø£َبَتِ اسْتَØ£ْجِرْÙ‡ُ Ø¥ِÙ†َّ Ø®َÙŠْرَ Ù…َÙ†ِ اسْتَØ£ْجَرْتَ الْÙ‚َÙˆِÙŠُّ الْØ£َÙ…ِينُ
 
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".

Historikal ayat:
Ayat di atas menceritakan tentang Nabi Musa AS ketika diusir oleh Fir’aun dan sampai ke Madyan suatu wilayah yang dipimpin oleh Nabi Syu’ib AS. Pada saat Musa tiba di Madyan, ia mendapatkan dua orang anak gadis putri-putri dari Nabi Syu’ib yang sedang berusaha mengambil air untuk ternak mereka di tengah kerumunan orang. Nabi Musa pun membantu mereka. Sehingga ke dua gadis tersebut menjamu dan membawanya ke rumah agar bisa bertemu dengan ayah mereka. Sepanjang perjalanan ke rumah  Musa tidak mencakapi mereka dan berjalan di belakang ke dua gadis tersebut sambil menundukkan kepala nya. Sesampai di rumah, salah satu dari putrinya meminta agar menjadikan Nasbi Musa sebagai buruh alias jongos yang bisa membantu mereka karena kualitas dan kejujurannya.

Tafsir tematik ayat tersebut:
Ada dua kata sifat yang tercantum dalam ayat tersebut yaitu الْÙ‚َÙˆِÙŠُّ yang berarti kuat dan الْØ£َÙ…ِينُ   yang artinya dapat dipercaya. Kedua kata sifat tersebut tidak dikombinasikan oleh kata penghubung “dan” . Ayat ini menegaskan bahwa yang layak untuk dipilih sebagai orang yang mewakili rakyatnya atau jongos mewakili majikannya adalah sosok seorang yang kuat lagi dipercaya bukan orang yang kuat dan dipercaya. Artinya kata ini tidak bisa dipisahkan kalau dia kuat tapi tidak dipercaya atau dia dapat dipercaya sementara tidak kuat maka kepemimpinan atau perwakilan tersebut akan sia-sia dan bahkan menjadi koruptif. Kedua sifat tersebut sudah mencakup empat pilar sifat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW yaitu siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas), dan tabligh (dapat menyampaikan).

الْÙ‚َÙˆِÙŠُّ mencakup fathonah dan tabligh. Kuat dalam arti fisik pun termasuk prioritas kategori seorang pemimpin atau jongos. Yang lemah fisiknya dan sudah dimakan usia tentu etos kerja akan sering terganggu karena penyakitpun akan sering menemuinya. Bebas dari cacat fisik juga merupakan pribadi yang kuat. Kreatifitas dan penyampain yang baik adalah termasuk personalitas yang kuat. Sehingga kuat bisa diartikan sebagai fisik, pribadi, kecerdasan, performa, dan penyampaian yang tegas adalah unsur-unsur kekuatan seseorang yang sangat dipertimbangkan untuk dijadikan standar pemilihan sebagai pemimpin atau jongos.

الْØ£َÙ…ِينُ mencakup siddiq dan amanah. Kejujuran dan kepercayaan adalah sikap mental yang harus ditanamkan dan selalu dipupuk dengan rajin agar menjadi pribadi yang jujur dan dapat dipercaya kapanpun dan dimanapun berada. Sikap ini berhubungan langsung dengan Sang Pencipta. Hanya Allah SWT Yang Maha Tahu bahwa kita jujur dan amanah. Karena ini adalah amaliah batin. Suatu aktifitas tidak perlu diketahui orang dan tidak mesti diucapkan. Jujur dan amanah membutuhkan konsitentsi bukan basa basi, ia mengharapkan insan yang optimis bukan oportunis.

Perintah memilih pemimpin atau jongos yang kuat lagi dapat dipercaya adalah instruksi Allah SWT yang secara tekstual turun kepada Nabi Musa AS tapi secara konstektual berlaku untuk semua manusia dan individu yang akan diangkat menjadi seorang pemimpin atau jongos.  Pemilahan antara yang kuat dan dapat dipercaya adalah suatu kezaliman. 

Sebagai pribadi muslim dan muslimah diwajibkan memilih pemimpin  muslim yang kuat lagi dapat dipercaya.
Demikianlah sekilas uraian mencari dan memilih pemimpin dan jongos yang ideal menurut Alquran. Wallahu a’lam.
.

Tidak ada komentar: